LIMA PULUH TUJUH

1.5K 265 60
                                    

Vote terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca✨

Happy Reading❤

Mark setelah mengantar Lisa ke kelas dari kantin, ia pergi ke toilet lalu masuk kedalam bilik kosong dan menguncinya, ia duduk di wc duduk menghela nafas beberapa kali, entahlah ia merasa sangat lelah Mark mengeluarkan obatnya lalu menegaknya ia tak lupa membawa Aqua gelas tadi.

"Kenapa sakit gini?" gumam Mark memejamkan matanya.

"Kenapa obatnya gak ngaruh?" gumamnya lagi. Mark merasa lemah ia mencoba berdiri namun lututnya gemetar.

"Anjing, plis lah gue lemes" lirihnya berjongkok. Ia mengeluarkan ponselnya ternyata Lisa mengirimnya pesan.

Lisalicik:

Mark, Lisa lagi di lantai tiga mau minta antar Mark tapi Mark gak ada di kelas Lisa sama Manda mau ambil buku yang ada di perpus lantai atas.

Mark tak membalas, ia bangkit dan berniat menyusul Lisa tak ingin terjadi sesuatu pada Lisa.

Lisa meminta Amanda untuk duluan karena Amanda bilang ia kebelet jadilah Lisa sendiri namun saat ia sudah jauh dari perpus tangannya di tarik seseorang dan memojokkannya.

"Ih, lepasin kuman tau" kesal Lisa ternyata itu adalah Melia anak kelas 11.

"Kuman? Lo yang kuman" ujar Melia.

"Lo tau? Gara-gara Lo Mark gak ikut lomba dan karena lo Mark masuk rumah sakit" Lisa diam apa benar karena Lisa?.

"Malk masuk lumah sakit bukan kalena Li-

"Heh, lo tuh pembawa sial lo tuh gak seharusnya hidup" ujar Melia ia langsung mendorong Lisa membuat Lisa limbung dan kini bergelantung dari lantai tiga.

"AAAAA TOLONG HIKS LISA TAKUTTTT" seru Lisa, Melia terkejut tapi ia tak ingin membantu memilih bersembunyi agar tidak di salahkan dan ia harap Lisa jatuh.

"MALKKKKK, ABANGGGGG HIKS PAPIIIII LISA TAKUTTT" semua yang ada di kelas mendengar seruan itu keluar mereka terkejut melihat Lisa sudah bergelantung ingin jatuh jika tidak berpegangan dengan penyangga.

"LISAAAA" seru Mark ia terkejut melihat kekasihnya seperti itu ia berlari memegangi perutnya. Lais? Ia baru turun dari rooftop pun terkejut langsung berlari menaiki tangga yang arahnya berlawanan.

"Lo tetap disana" ujar Lais meminta Mark menjaga Lisa dari bawah. Lais berlari cepat namun ia tergelincir.

"AKHHHH" jeritnya saat kakinya tepat menghantam tembok, ia berdiri lagi dan berlari dengan kaki sebelah kiri yang di angkat sedikit.

"LISA TETAP PEGANGAN" seru Mark.

"TAKUT HIKS ENGGA KUAT TANGAN LISA SAKIT" seru Lisa.

"LISA?" seru Arion dkk yang baru keluar Davin melihat Lais lari sempoyongan ia berlari cepat namun pandangannya tak lepas dari seseorang yang bersembunyi di balik tembok pinggiran.

"Jangan di paksa kalo gak mau makin parah" ujar Davin berlari melewati Lais.

"Pegangan" ujar Davin berhasil sampai duluan.

SARANGHAE MARK [END] [#S3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang