ENAM BELAS

1.8K 248 133
                                    

Vote terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca✨

Happy Reading❤

Mark pulang ke rumahnya untuk mengganti pakaiannya, saat ia masuk kedalam rumah ternyata ada Jamet dan mungkin kedua orang tuanya.

"Mark, sini duduk" ujar Joko.

"Mark mau ganti baju terus ke rumah sakit" ujar Mark.

"Siapa yang sakit?" tanyan Wulan.

"Lisa" ucapan Lais berhasil membuat Joko dan Wulan berdiri dari duduknya.

"Kenapa bisa?" tanya keduanya.

"Banyak tanya, Mark mau mandi dulu" ujar Mark berjalan ke kamarnya.

"Lisa itu siapa ya?" tanya ibu dari Rahayu.

"Dia calon menantu saya" jawab Joko.

"Kamu bilang Mark jomblo" bisik ibu Rahayu mencubit pinggang putrinya.

"Memalukan" bisik papa Rahayu.

"Kok malah berbisik sih, kita juga mau tau loh apa yang kalian bicarain" ujar Wulan.

"Kita pamit, hanya mengantar puding saja" ujar Ibu Rahayu.

"Oh, dari tadi kek kan saya seneng kalo pamitnya dari tadi" ujar Wulan tersenyum lebar.

"Kami permisi" ujar papa Rahayu.

"Bagus sayang" ujar Joko.

"Sekarang kita siap-siap, aku mau liat calon menantuku" ujar Wulan berlari ke kamarnya di susul Joko.

Mark memijit pelipisnya ia tak habis pikir, Lais memang salah tapi haruskah Samuel mengusirnya? Bahkan tak di izinkan melihat Lisa.

Ting!

Abang jagi:

Blh mnt pp bcl?

Mark tersenyum, untuk pertama kalinya Lais meminta izin padanya? Biasanya Lais selalu trobos namun kini?.

Me:

Gue di rumah bang, nanti gue kasih pap

Abang jago:

Ok thx, jgn bkn dia ingt gw
Cr cra biar dia gk ingt gw.

Me:

Apa harus?

Abang jago:

Hrs! Gw gk mau bkn dia
Khwtr krn gw gk di smpngny.

Me:

Gue usahain
Read.

Mark merasa kasihan pada Lais, ia pasti tak sanggup berjauhan dengan Lisa tapi mau bagaimana? Ia tak bisa berbuat apa-apa selain mengikuti perkataan Lais.

"Bapak lo laknat banget Lisa" gumam Mark.
.
.
.
.
.

Samuel menatap putrinya yang kini tengah memakan buah-buahan ia tersenyum karena Lisa tidak lagi membahas Lais.

"Jangan buru-buru makannya" ujar Samuel.

"Ini buahnya manis papi, enak banget" ujar Lisa dengan semangat ia memakan buah melon itu, Raina? Ia sedari tadi tak ingin berdekatan dengan Samuel memilih duduk di sofa, pikirannya tak jauh dari Lais ini sudah malam apa putranya sudah makan? Tidur dimana? Apa tempat tidurnya nyaman? Raina tak bisa membayangkan susahnya Lais mencari tempat tinggal.

SARANGHAE MARK [END] [#S3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang