SEMBILAN BELAS

1.7K 239 55
                                    

Vote terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca✨

Happy Reading❤

Lisa tengah asik bermain game di ponselnya ia sangat senang karena papinya membelikan ponsel baru, padahal yang lama masih ada tapi ia malah di belikan yang baru karena kemarin ia memainkan ponsel baru milik Mark mungkin Samuel mengira Lisa juga ingin.

"Papi abang kok belum dateng juga?" tanya Lisa.

"Nanti, mungkin masih butuh hiburan kamu tau kan abang kamu itu udah lama engga liburan?" ujar Samuel.

"Ih abang pake engga ajak Lisa segala, kan Lisa kangen" ujar Lisa mencebik bibirnya.

"Bohong terus sampe mampus!" ujar Raina menatap sinis Samuel.

"Ya allah sayang, tatapannya jangan gitu dong" ujar Samuel.

"Sayang? Masih sayang? Sama sayang? Kenapa bikin sayang sakit hati sayang?" Samuel terkekeh dengan ucapan istrinya.

"Iya sayang, kenapa malah-malah telus sih sayang" sahut Lisa dengan terkekeh, andai Lais melihat betapa menggemaskannya adiknya ini.

"Papi kamu bikin mami kesal sayang" ujar Raina ia menyuapkan bubur untuk Lisa.

"Mami Lisa mau makan di lesto (resto)" ujar Lisa mengunyah bubur.

"Besok aja, kan besok pulang kita makan berempat" ujar Samuel membuat Lisa dan Raina menoleh binar.

"Sama Abang?" tanya keduanya dengan senyum lebar.

"Sama Mark" ujar Samuel membuat keduanya menghilangkan senyum.

"Demi alek gapapa" ujar Raina dan Lisa sama-sama mencebik bibirnya.
.
.
.
.
.

Mark berjalan santai, ia hanya sendiri karena ketiga temannya ada di perpus mereka di hukum karena tidak mengerjakan tugas.

"Hai Mark" ujar Rahayu yang datang tiba-tiba.

"Pait-pait" ujar Mark.

"Ih, gitu banget sih" cibir Rahayu.

"Mark besok kan malam minggu, jalan kuy" ujar Rahayu.

"Mark lo bisu ya?" tanya Rahayu karena Mark tak menjawabnya.

"Ayolah Mark, lo pasti juga gabut kan? Lisa aja ada di rumah sakit mana bisa malmin-

"Gue gak segabut itu sampe milih jalan sama lo" ujar Mark menatap Rahayu tak suka.

"Ih Mark, lo nyebelin banget sih" ujar Rahayu.

"Cari cowok yang bisa lo ajak jalan" ujar Mark melanjutkan langkahnya, meninggalkan Rahayu yang mencak-mencak.

Mark jenuh ia memilih pergi ke halaman belakang, namun ternyata Lais juga ada di sana.

"Bang" sapa Mark duduk di sebelah Lais.

"Keknya pusing nih? Mikirin apa lo?" tanya Mark melihat Lais sepertinya banyak pikiran.

"Beban gue numpuk" ujar Lais.

SARANGHAE MARK [END] [#S3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang