67. Kehancuran Kedua

3.6K 329 118
                                    

Holaa..

Makasi buat yang selalu stay sama Angkasa - Pelita yaaa😘

Jangan lupa VOMMENT ya amd koreksi juga kalau saya ada typo😂

Enjoyyyyyy

Happy Reading!!

***

Ini adalah waktu yang sangat mendebarkan bagi Angkasa dan Pelita, ingin rasanya mereka ada di samping Netta.

Saat ini mereka sedang berada di rumah sakit tepatnya ada di ruang bersalin, tadinya Pelita kira Netta hanya mengalami kontraksi ternyata saat mama nya bilang bahwa ini sudah masuk waktu saatnya ia melahirkan membuat Pelita panik bukan main.

Ini sudah pukul tengah malam, siapapun pasti sangat susah untuk terjaga jiga sudah masuk ke dalam mimpi. Seperti tadi saa Pelita membangunkan Angkasa sangatlah sulit.

Tadi awalnya mereka tak boleh masuk, tapi tadi dokter berkata bahwa Netta butuh penyemangat agar ia bisa lebih memiliki berhasrat untuk hidup kembali.

Entah apa yang ada di pikiran Netta, tapi sepertinya ia putus asa dengan semua ini.

Netta mencekal lengan Angkasa di kanan dan lengan Pelita di kiri, ia memegang kuat-kuat lengan kedua anaknya.

"Yo kamu bisa Nett.. " ujar Luna sambil terus berusaha membuat Netta mengejan.

"Jangan tutup mata kamu, liat aku Nett.. " lanjut Luna lagi.

Ya, jangan memejamkan mata saat melahirkan supaya matanya tidak merah dan pembuluh darahnya tidak pecah.

Luna sibuk menyuruh Netta agar mengatur nafasnya, sedangkan Pelita sedaritadi mengusap keringat Netta.

"Dikit lagi ta... " Luna tersenyum saat detik-detik akhir bayi Netta akan keluar.

Tiba-tiba suara bayi menggelegar di ruangan, semuanya yang berada di sana tersenyum sumringah mendengarnya.

Angkasa tersenyum lalu mencium kening Netta, rasanya sangat lega saat telah melewati suasana menegangkan.

Namun setelahnya Netta memejamkan matanya membuat Pelita langsung panik dan langsung berteriak secara refleks.

"Mamaa...... " teriak Pelita.

Angkasa yang tadinya tenang menjadi panik, "Dok? "

Luna tersenyum lalu berkata, "Gak apa-apa, itu cuma pingsan pasti sebentar lagi langsung sadar. "

Pelita dan Angkasa bernapas lega mendengar penuturan dari Luna.

Tapi setelah di tunggu beberapa menit Netta tak kunjung juga sadarkan diri, sedangkan bayinya sedang di urus oleh para suster.

Pelita mengernyitkan keningnya, mengapa ada perasaannya sangat tak enak.

Gadis itu langsung melotot dan bergerak mendekatkan tubuhnya ke tubuh Netta. Pelita meletakan dua jarinya telunjuk dan jari tengah ke hidung Netta.

Wait

Pelita semakin panik dan langsung meraba nadi yang berada di pergelangan serta yang ada di leher Netta.

Only SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang