Hola..
Ada yang kangen? Sorry gantung😂😂
Ini adalah part terpanjang yang pernah saya tulis, soalnya saya kalau gak pernah sampe 2rb kata tapi kali ini terlalu semangat dan menggebu.
Kalau kalian comment sebanyak-banyaknya saya bakal Up hari ini juga hihi😂
Enjoyyyyyy
Happy Reading!!
***
Ini merupakan hari ketiga setelah kematian Satya, semuanya seakan berubah dalam sekejap. Tak ada yang bisa kembali seperti semula.Namun ini juga membuat Pelita frustasi, kepergian Angkasa yang sudah tiga hari ini sangat membuatnya geram. Bukan pada pemuda itu, namun pada dirinya sendiri yang tak bisa berguna bagi siapapun.
Dan lagi Netta yang berhasil Pelita bujuk untuk makan, namun tetap mama nya itu belum mau berbicara dengan siapapun di rumah ini.
Malam ini Pelita merasa bahwa dirinya benar-benar sendiri, saat ia memejamkan matanya selalu saja bayang-bayang Satya terbesit di kepalanya.
Mengingat bagaimana tegasnya Sang Papa membuat Pelita lagi-lagi meringis, ia benar-benar ingin mengembalikan Satya ke rumah ini agar semuanya berjalan seperti biasa.
Papa
Boleh Pelita ikut?
Pelita memeluk lututnya di sudut kamarnya, tak ada lagi yang bisa Pelita perbuat. Dirinya sangat lemah, benar-benar lemah.
Hingga tak ada yang biasa Pelita lakukan sendirian, selama ini dirinya hanya bisa bertopang pada orang lain.
Ia bahkan tak bisa melindungi dirinya sendiri, ia sangat lemah.
Dan sekarang ia sangat membenci dirinya sendiri, bagaimana dirinya tak bisa berguna bagi orang lain. Sedang dirinya selalu saja menggunakan orang lain untuk penguatnya.
Penguat terbesar Pelita adalah Angkasa, jika pemuda itu tak ada bagaimana Pelita menjalani semua ini?
Pelita memejamkan matanya dan menjambak rambutnya sendiri, ia tidak bisa lagi seperti ini.
Bagaimana Netta tanpa Satya? Bagaimana kandungan Netta tanpa sanga Papa? Lalu siapa yang akan mengendalikan Angkasa kala pemuda itu tak bisa lagi berpikir dengan jernih?
"Papa... " lirih Pelita menangis hebat.
"Pa.. Mama masih belum mau ngomong sama Pelita! Mama juga makanya cuma sedikit Pa! Gimana dong?! " teriaknya.
Tak ada yang mendengar suara Pelita karena kamarnya jauh dari Netta ataupun yang lainnya, walau kamar Angkasa ada di sebelah tapi didalamnya tak ada penghuni.
"PA! ANGKASA GAK PULANG UDAH TIGA HARI PA! PAPA GAK MAU MARAHIN ANGKASA?! MAMA JUGA GAK KELUAR KAMAR LAGI! PELITA HARUS GIMANA!! " kali ini tangisnya benar-benar pecah.
Ini hari terhancur bagi Pelita.
Setelah diam beberapa lama gadis itu beranjak dari lantai dan berjalan menuju meja rias, ia melihat cermin yang pecah setengahnya.
Pelita menganbil gunting di laci dan menghancurkan kaca itu sepenuhnya hingga tak ada lagi pantulan dirinya di sana. Tangannya di lumuri darah akibat serpihan tersebut ada yang menancap di tangannya yang terkepal.
"Kalau Pelita gak bisa berguna bagi Pelita sendiri, seenggaknya Pelita harus bisa berguna bagi orang lain. " ucapnya sambil menghapus air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Siblings
Novela JuvenilKembar tak identik. Angkasa yang keras kepala. Pelita yang sabar. Angkasa punya Pelita. Pelita punya Angkasa. Angkasa dengan seribu rahasia di hidupnya. Pelita tahu itu, namun sikapnya seolah dia tak mengetahui semua rahasia yang angkasa punya. K...