24. Sebuah Ungkapan

5.8K 311 14
                                    

Hola...😊

Tetap semangat nungguin Angkasa sama Pelita oke❤kalau ada typo koreksi ☺

Ini saya double up sama bab 23 ya😭😭😭

Enjoyyyyyy

Happy Reading!!

***

Kesalahpahaman kini telah lurus, pelita pun meminta maaf pada helen. Walau helen berkata bahwa tidak apa-apa, tetap saja pelita merasa dirinya jahat. Bagaimana tidak? Selama helen ingin berada di sisi angkasa, pelita selalu membuat angkasa untuk menjauh dari gadis itu dengan berbagai alasan yang membuat angkasa menjauh dari helen.

Bukan sekali dua kali, tapi pelita melakukannya setiap hari. Setiap libur helen pastibakan ke sini walau hanya untuk membawa makanan untuk angkasa, namun pelita selalu menawari angkasa makanan yang ia coba buat membuat angkasa lebih memilih makanannya.

Ah, memikirkan itu membuat pelita menjadi seperti orang jahat. Sudahlah, angkasa bilang tak usah di pikirkan lagi. Karena ini hanya sebuah kesalahpahaman yang tak sengaja pelita lakukan.

"Ta, lo yakin gak akan sarapan? Mama sama bokap lo udah nunggu di bawah. " ucap angkasa yang baru masuk ke dalam kamar pelita. Ternyata gadis itu sedang melamun di atas sofa kamarnya.

"Bokap lo? Itu juga papa angkasa. " ucap pelita membenarkan perkataan pelita.

"Maybe. " angkasa mengerikan bahunya.

Pelita beranjak dan berdiri di hadapan angkasa, "Kenapa angkasa benci papa? " tanya pelita.

"Dia bokap lo bukan bokap gue. " angkasa hendak berbalik namun pelita mencekal lengannya.

"Asa... Kalau aja angkasa baikan sama papa, pasti keluarga kita bisa kayak orang-orang deh. " ucap pelita.

"Ck, simpen mimpi lo. Ayo turun cepet. " angkasa keluar dari kamar pelita meninggalkan gadis itu yang berdiri sendirian di kamarnya.

"Pelita gak tau, bakalan sampe kapan ini berlanjut. " tuturnya pada diri sendiri.

Akhirnya pelita ikut turun dan duduk di samping angkasa, tak ada yang berubah dari keluarga mereka. Bahkasan saat libur pun sama saja, pelita kira akan akan ada perubahan walau hanya sedikit.

Sarapan pagi ini sesuai keinginan pelita, nasi goreng. Gadis itu pecinta berat nasi goreng sepertinya. Lihat, baru datang sudah lahap memakan makanan yang ia inginkan.

Setelah selesai makan pelita minum air putih yang hanya setengah lagi, lalu melihat piringnya kembali. Mengapa tiba-tiba pelita teringat pada denan ya? Mungkin pelita merindukannya.

"Angkasa, papa dapat surat dari sekolah. " ucap satya yang tak berniat menjelaskan lebih lanjut.

'Beraninya si pak tua.' batin angkasa.

Netta hanya busa mendesah pasrah, seberusaha mungkin netta menyembunyikan apapun tentang keburukan angkasa pasti akan ada celah untuk satya mengetahui itu.

"Bukan urusan papa. " balas angkasa acuh.

"Ini urusan papa kar--"

Only SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang