Hola... Apa kabar?
Tetap semangat pantengin Angkasa sama Pelita❤ koreksi jika ada typo bertebaran ya.
Enjoyyyyy
Happy Reading!!
***
"Jangan bilang lo mau bunuh diri. "
"Ngapain bunuh diri, hidup masih Indah. " balas angkasa yang melihat kedatangan salun.
Posisi pemuda itu kini berdiri tepat di ujung atas gedung sekolah, ia sengaja memanggil salun ke rooftop hanya sekadar untuk mengerjainya saja.
"Terus ngapain lo manggil gue ke sini? Biar supaya pas lo mati gue yang kena salah? " sungut salun.
Angkasa turun dan duduk di kursi yang berada di sana dan meletakan kakunya di meja kecil, "Cepetan pijit kaki gue. "
"Gue bukan tukang pijit! " tegas salun.
"Tapi lo babu gue. " balas angkasa dengan santainya.
Salun menatap pemuda itu dengan benci, jika saja kalau bukan tentang perjanjian itu ia tak akan sudi untuk ke sini.
"Cepetan atau gue cabut beasiswa lo! " teriak angkasa yang langsung membuat salun mendekat sambil menghentakan kakinya.
"Iya! " salun berjongkok dan mulai memijat kaki angaksa dengan pelan.
"Belum makan lo? Lembek amat. " celetuk angkasa merasakan pijatan tangan salun di kakinya melemah.
Salun tak membuka suara, ia tak ingin menimbulkan masalah baru. Yang harus salun lakukan sekarang adalah menurutmu, percuma jika salun menentang keinginan angkasa karena itu hanya akan membuat keadaan semakin rumit.
Padahal salun hanya ingin menjalankan pendidikannya dengan tenang dan tanpa masalah apapun, karena di sekolah sebelumnya salun sudah seberusaha mungkin untuk tidak menjadi pusat perhatian atau apapu semacamnya. Salun hanya menonjol karena otaknya, ya itu benar.
Jika untuk penampilan salun tak berani mengatakan sempurna, tapi ia juga tak peduli akan hal itu. Yang terpenting sekarang adalah bisa membanggakan kedua orangtuanya dan menggapai cita-citanya.
***
"Gue gak nyangka gila! Selama ini kita beda di lingkungan penuh drama! " ucap arumi geleng kepala.
"Terus gimana besok ta? " tanya gina.
"Pelita gak tau, pelita juga bingung. " gadis itu menggeleng.
"Lo bingung apa ta? " tanya gina lagi
"Pelita beneran sayang sama denan, pelita.. ngerasa gak siap di tinggalin sama denan. " cicitnya.
"Coba deh lo yang ninggalin denan. " saran arumi.
"Percuma kardi! Dia bakalan tetep menang. " sungut gina.
"Udah ta, lo jangan nangis lagi. Percuma nangisin cowok brengsek kayak si denan. " ucap arumi.
"Iya ta, lagian lo tinggal bilang sama angkasa biar babak belur tuh cowok. " kata gina menambahkan.
"Enggak, pelita gak tega liat denan luka. Angaksa pasti gak akan ngasih iba sama denan. " lagi-lagi pelita meloloskan air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Siblings
Teen FictionKembar tak identik. Angkasa yang keras kepala. Pelita yang sabar. Angkasa punya Pelita. Pelita punya Angkasa. Angkasa dengan seribu rahasia di hidupnya. Pelita tahu itu, namun sikapnya seolah dia tak mengetahui semua rahasia yang angkasa punya. K...