10. Nilai Minus

7.4K 446 9
                                    

Hai teman-teman ☺☺ well come back to Angkasa - Pelita 😊

Jika ada typo bertebaran maafkanlah, saya gak ralat ulang ini cerita. Koreksi oke😘😘😘

Tetap semangat ❤Enjoyyyyy

Happy Reading!!

***




Brakkk...

Satya menggebrak meja makan, semua hening. Tak ada yang berani berbicara.

"Bagaimana dengan ini? BAGAIMANA?! " teriak satya dengan menunjukan kertas yang berisi pulpen merah.

"PAPA DAN MAMA DULU GAK PERNAH SEDIKIT PUN DAPET NILAI MIN KAYAK KAMU! " katanya lagi dengan meninggikan suaranya.

"PAH! Angkasa bukan papa! Angkasa bukan mama! Papa ngerti ngerti gak sih?! " balas angkasa dengan nada yang tak kalah tinggi.

Satya tertawa miris, "Kamu lihat pelita? Dia selalu dapet nilai plus. Karena apa? KARENA DIA RAJIN BELAJAR! GAK KAYAK KAMU YANG SELALU NGEBANGKAG! " kali ini kesabaran satya habis sudah.

"Dan angkasa juga bukan pelita pa! " selahnya.

"Mau jadi apa kamu? Apa susahnya kamu ikutin perintah papa! Papa gak habis pikir sama kamu. Tiap minggunya pasti ada surat dari sekolah! Jangan mentang-mentang sekolah itu punya papa, kamu berbuat seenaknya. "

"Kamu kira papa bakal bedain kamu sama yang lain? Enggak angkasa! Kamu salah besar. Yang punya sekolah itu papa!bukan kamu. "Lanjutnya.

"Terserah. Hari ini aku gak ada mood buat sarapan. " katanya sembari beranjak dari meja makan.

Namun pelita mencekal pergelangan tangan angkasa dengan tatapan memohon.

"Enggak ta! Gue gak bisa. Lo aja sana yang nurut sama dia, kan lo kelinci nya dia. " ucap angkasa dengan tak tahu sopan santun menyebut kata 'dia' pada satya.

"ANGKASA!! " peringat satya.

Angkasa melengos pergi. Telinga, mata, dan seluruh isi kepalanya sudah pusing mendengarkan ocehan papa nya yang setiap harinya akan semakin menjadi jadi.

Netta menahan lengan satya, ia kemudian mengejar angkasa yang baru saja membuka pintu rumahnya yang besar.

"Angkasa." panggil netta.

Angkasa menoleh, "Apa lagi si ma? Angkasa udah males dengerin omongan papa yang tiap harinya panas di telinga angkasa ma. " keluhnya.

Netta tersenyum, ia mengelus rambut angkasa dengan sayang.

"Kamu mau berangkat sendiri? Pelita gimana? " kata netta dengan hati-hati.

Angkasa menghela nafas, "Suruh jalan kaki aja ma. " putus angkasa.

"No no. BIG NO! Tega kamu sama sodara kembar kamu sendiri?! " ucap netta dengan nada pura-pura shock.

"Yaudah deh suruh terbang aja ma si pelita nya. " ucap angkasa yang di susul dengan tawanya.

Netta ikut tertawa melihat putranya bisa tersenyum setelah tadi satya memarahinya.

Only SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang