2. Di Sekolah

15.2K 831 22
                                    

Haii guyss..

Sedih tapi bahagia liat kalian yang ikut partisipasi sama cerita ini, kalau kalian semangat nungguin angkasa sama pelita, saya bakal up tiap hari kayaknya😂😂😂

Kalau ada typo berlebaran maafkanlah, saya gak ralat ulang ni cerita. Paling nanti kalau udah beres. 😊

Oke tetap semangat❤Enjoyyyy

Happy Reading!!

***

Sesampainya mereka berdua di sekolah, pelita turun dari mobil dan melihat siswa-siswi yang berlalu lalang. Mengingat ini masih pagi, jadi wajar semuanya masih di luar.

Pelita melihat angkasa yang turun dan berjalan ke arahnya. Ah, rasanya senang sekali melihat penampilan rapi dari saudaranya itu, jarang sekali angkasa mau pelita paksa tampil rapi.

"Angkasa duluan, pelita di belakang aja. " ucap pelita yang langsung berjalan ke belakang angkasa.

Angkasa mengernyit, pasti pelita malu sekaligus belum terbiasa dengan lingkungannya. Angkasa bergeser ke samping pelita dan mengenggam tangannya, ia melihat pelita yang juga sedang menatap ke arahnya.

"Ngapain? Gue ogah punya ekor. Nanti orang kira gue monyet. " ucap angkasa.

"Angkasa tau kan pelita masih malu. " katanya sembari memeluk lengan angkasa.

"Makanya kalau malu jangan malu-maluin deh. " kata angkasa menjauhkan pelita.

Gadis itu kembali memeluk lengan angkasa, "Angkasa mah.. "

"Yaudah ayo jalan aja. " angkasa sama sekali tak keberatan pelita yang gelendotan di lengannya.

Itu selalu terjadi jika gadis itu memasuki lingkungan yang baru, angkasa memakluminya. Itu kebiasan pelita sejak dulu.

Ketika mereka berdua memasuki koridor, semua orang menatap ke arahnya. Senior maupun junior menatap ke arah mereka berdua, membuat pelita semakin menyembunyikan wajahnya.

Ini lah yang pelita tidak suka, setiap lingkungan baru yang ia tempati pasti akan seperti ini. Maka dari itu pelita melilih menyembunyikan wajahnya, agar terhindar dari tatapan mereka.

Semua orang yang melihatnya sibuk berbisik-bisik, bukan karena aneh, tapi lihatlah yang mereka lihat sekarang? Betapa indahnya ciptaan tuhan yang satu ini, membuat kaum hawa pastyinya akan bertekuk lutut padanya.

"Liat.. Dewa Yunani ada di sekolah kita."

"Demi apa? Baru ada cowok seganteng itu? "

"Selama ini semua cowok di sini burik, tapi liat tu murid baru. "

"Sama berondong juga no problem gue. "

"Eh tapi liat, ceweknya bukan sih? "

"Liat tug ceweknya manis banget kayaknya. "

"Iya. Ceweknya cantik, balance amat dah. "

"Tapi kok mirip ya? "

"Iya.. Iya mirip deh kayaknya. "

Semua desas-desus mereka dapat di dengar oleh angkasa maupun pelita, ini bukanlah yang pertama kalinya. Dulu sewaktu pertama masuk SMP juga seperti ini.

Jangan salahkan angkasa dan pelita, salahkan lah netta dan satya yang membuat bibit unggul seperti ini. Orang pun tak akan heran melihat paras yang di pancarkan oleh keduanya, memang pada dasarnya melihat satya dan netta yang menjadikanya perpaduan sempurna.

Only SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang