52. Bahaya

3.2K 330 59
                                    

Holaa💕💕💕

Tetap semangat nungguin Angkasa - Pelita oke❤koreksi juga kalau ada typo dan lainnya😂

Saya lebih suka baca in komen kalian deh😊makasih buat masukan dan terus koreksi kalau saya ada salah dalam penulisan ya❤

Enjoyyyyyy

Happy Reading!!

***

"Lama banget, gitu doang juga. " Pelita mengetuk meja karena tak sabaran menunggu apa yang Angkasa ucapkan.

"Gue tau lo pasti ngerti perasaan gue kayak gimana. " balas Angkasa yang langsung menghabiskan satu porsi batagornya.

"Ya mana gue tau lah sa, kan yang ngerasain lo. " protes Pelita.

"Udahlah, ngapain bahas yang kayak begitu. " bantah Angkasa yang langsung beranjak dari tempatnya.

"Eh lo mau kemana? Gue belum abis ini. " kata Pelita menarik tangan Angkasa.

"Lo makan aja dulu, gue mau bayar ke depan." kata Angkasa mengusap Puncak kepala gadis tersebut.

Pelita mau tak mau mengangguk dan cepat-cepat menghabiskan batagornya karena ia mau menyusul Angkasa. Sekarang masih bertanda tanya besar akan perasaan Angkasa, mana Pelita tahu kan Angkasa suka pada siapa.

Lagi pula kan dirinya sudah amnesia, bukan berarti dirinya tahu. Tapi sepertinya pemuda itu tak ingin membahas ini lebih lanjut lagi, jadi sebaiknya Pelita diam saja dan tak akan mempertanyakan itu lagi.

"Udah? " tanya Angkasa yang berdiri di samping pelita.

Pelita mendongak menatap Angkasa yang mengusap pipinya pelan, "Udah. " balas Pelita.

"Kita langsung pulang aja, anginnya kenceng banget malem ini takutnya lo masuk angin nanti. " kata Angkasa menatap gadis itu yang beranjak dari kursinya.

Setelah menghabiskannya, Pelita mengekori Angkasa yang berjalan lebih dahulu dan mengambil motornya di parkiran.

"Ayo. " seru Angkasa menyuruh Pelita untuk segera naik ke atas motornya.

"Eh, pembalut gue tadi udah lo bawa? " tanya Pelita takut Angkasa lupa membawanya.

"Udah gue bawa, naik cepet. " perintah pemuda itu yang langsung dituruti oleh Pelita.

Di perjalanan tak ada perbincangan seperti biasanya, Angkasa diam dengan seribu bahasa membuat pelita heran.

"Pegangan. " kata Angkasa yang langsung melajukan motornya di atas rata-rata.

Pelita hanya diam dan menuruti apa yang Angkasa katakan. Walau sebenarnya keingintahuan pelita besar tentang siapa yang Angkasa sukai, tapi dirinya tak bisa memaksakannya Angkasa karena pemuda itu juga punya hak untuk perasaannya sendiri.

Sesampainya di rumah, mereka di suguhi dengan Netta yang sudah menata meja makan dengan berbagai macam hidangan.

"Wih.. Ada apa ni ma? Kok mama yang nyiapin makan malem? " tanya Pelita heran.

"Bakal ada tamu papa kali. " timpal Angkasa.

Netta menatap kedua anaknya lalu tersenyum, ia berjalan menghampiri Pelita dan Angkasa dan mendorong mereka untuk duduk segera di meja makan.

Only SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang