Hola...
Tetap semangat nungguin Angkasa - Pelita oke❤❤
Kurang support nih, jadinya saya jarang up padahal tadinya mau tiap hari tapi.... 👉👈
Kalau ada typo koreksi yah biasa saya cepet benerin, soalnya saya selalu khilaf deh😂walau udah di baca tapi tetep aja dar kalian ada yang ngasih tau kalau ada yang masih typo☺☺☺
Thank's banget💕
Kayaknya ini bentaran lagi juga bakalan ending deh, pilih mau SADending or HAPPYending nih... Hayoo😂😂😂
Antara sepuluh chapter lagi deh kayaknya atau mungkin lebih, kayaknya buat kedepannya saya bakalan double up atau enggak threeple up😍😍😍
Makanya VOTE dan COMMENT di bawah oke!!!!
Enjoyyyyyy
Happy Reading!!
***
"Angkasa, kenapa kamu bales sih? Biarin aja si Yoga, dari pada kamu harus dapet banyak lebam kayak gini. " ucap Helen yang kini sedang mengganti plester di kening angkasa.
"Ya syukur angkasa cuma lebam, lah si Yoga kan koma. " seru pelita yang baru datang dengan minuman di tangannya.
Saat ini mereka sedang berada di kantin di kerenakan ini adalah jam istirahat.
"Koma? " tanya helen tak percaya.
Pelita mengangguk, "Hm, tangan angkasa kan ngelebihin Ade ray. "
"Berisik. " timpal angkasa membuat helen bungkam.
"Kok kamu gak shok sih ta? " tanya helen heran.
"Gue harus jungkir balik maksud lo? " pelita menaikan sebelah alisnya.
"Enggak, maksud aku tuh gi--"
"Gue bilang berisik ya berisik, lo makin ke sini makin nentang. " teriak angkasa hingga seluruh kantin hening.
Pelita menoleh, "Gue maksud lo? "
"Bukan lo, tapi si helen. " jelasnya.
Helen yang mendengar bentakan dari angkasa pun diam dan menundukan kepalanya, padahal tadi helen hanya bertanya dan ia hanya penasaran saja. Biasanya pelita akan sangat panik jika mengenai urusan seperti ini, jika di ingat lagi ini kan bukan pelita yang dulu.
"Enyah lo. " perintah angkasa membuat helen langsung beranjak dari tempatnya.
"Lo kasar banget sih, padahal cuman hal sepele. " seru pelita sembari pindah tempat duduknya menjadi di samping angkasa.
"Gue lagi gak mood dengerin dia. " balas angkasa menarik minuman pelita.
Pelita hanya menghembuskan nafasnya perlahan, ia meraba wajah angkasa melihat beberapa lebam dan plester yang baru saja helen tempelkan di kening pemuda itu.
"Gue tau ini pasti sakit, lo cuman nahan. Mau gue kasih salep biar cepet gak ada bekasnya? " tanya pelita.
"Gak usah. " balas angkasa menyedot minuman di tangannya hingga tandas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Siblings
Ficção AdolescenteKembar tak identik. Angkasa yang keras kepala. Pelita yang sabar. Angkasa punya Pelita. Pelita punya Angkasa. Angkasa dengan seribu rahasia di hidupnya. Pelita tahu itu, namun sikapnya seolah dia tak mengetahui semua rahasia yang angkasa punya. K...