41. Berusaha Menghibur

5.2K 344 26
                                    

Hola...

Tetap semangat nungguin Angkasa - Pelita oke❤❤

Kurang support nih, jadinya saya jarang up padahal tadinya mau tiap hari tapi.... 👉👈

Kalau ada typo koreksi yah biasa saya cepet benerin, soalnya saya selalu khilaf deh😂walau udah di baca tapi tetep aja dar kalian ada yang ngasih tau kalau ada yang masih typo☺☺☺

Thank's banget💕

Kayaknya ini bentaran lagi juga bakalan ending deh, pilih mau SADending or HAPPYending nih... Hayoo😂😂😂

Antara sepuluh chapter lagi deh kayaknya atau mungkin lebih, kayaknya buat kedepannya saya bakalan double up atau enggak threeple up😍😍😍

Makanya VOTE dan COMMENT di bawah oke!!!!

Enjoyyyyyy

Happy Reading!!

***

"Angkasa yuhuuuu..." pelita masuk ke dalam kamar angkasa sembari bersiul.

Tak ada sahutan dari pemuda itu membuat pelita menoleh kesana kemari mencarinya, di kamar mandi pun tak ada. Pelita berjalan ke arah balkon dan ya! Angkasa ada di sana dengan.. Rokoknya?

Ah, pelita tahu mengapa angkasa seperti itu.

Ini pasti gara-gara kemarin. Angkasa dan pelita tak jadi pergi ke pasar malam sepulang dari mall, saat hendak pergi angkasa mendapat sebuah panggilan telpon.

Yang pelita dengar katanya Dikta babak belur karena ulah Yoga. Pelita sendiri tak tahu karena ia di suruh Angkasa untuk berdiam di basecamp bersama teman-teman pemuda itu.

Katanya lagi si pemuda yang bernama Yoga itu tak terima saat ia kalah dalam pertandingan basket waktu itu, jadi ia lampiaskan pada teman Angkasa yang tak lain adalah Dikta sang kakak kelas pelita.

Bukan apa-apa tapi pelita sangat mengkuatirkan Angkasa, pemuda itu datang pada pelita saat malam hari dengan keadaan sudut bibir yang robek dan tanpang berantakan.

Mengingat semua itu pelita menjadi penasaran dengan semua yang ada pada angkasa, jujur saja selama pelita amnesia ia tak pernah melihat angkasa seperti ini.

Yang pelita tahu adalah angkasa yang jahil dan kadang galak atau malah ia terbahak tanpa sebab, hidupnya seperti tanpa beban. Apalagi saat berdamai dengan papa, itu membuatnya semakin sumringah.

Tapi lihat sekarang? Pelita melihat sisi lain dari angkasa. Kata orang-orang di sekitar jika angkasa sedang kalut seperti ini yang akan menenangkannya adalah dirinya, tak lain pelita yang ada di dalam ini.

Pelita berusaha menenangkan dirinya, mengambil nafas sedalam-dalamnya. Semoga saja ini berhasil.

Dengan sangat pelan pelita berjalan ke arah balkon dan berdiri di belakang angkasa, rasanya sangat sulit saat dirinya ingin menyentuh pundak kokoh itu.

"Ngapain lo di sini? Sarapan sana. " titah Angkasa yang ternyata sudah mengetahui keberadaan pelita sebelum gadis itu bersuara.

"Asa.. " ucap pelita lembut sembari memeluk pemuda itu dari belakang.

Angkasa diam tak menjawab.

Only SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang