31. Kebenaran Sesungguhnya

5.3K 320 26
                                    

Hola... 💕💕💕

Come back to me😘😘😘

Maaf banget buat kalian yang nunggu ceritanya yang gak lama up selama satu minggu dikarenakan ada sesuatu yang menghambat saya buat nerusin cerita ini😩

Dan buat yang udah koreksi tiap typo atau apapun kesalahan dalam penulisan makasih, tapi di part ini saya belum ubah karena ini tulisan minggu lalu. ☺

Tetap semangat nungguin Angkasa - Pelita❤❤❤

Enjoyyyyyy😍

Happy Reading!!

***


Minggu demi minggu telah di tempuh bagi mereka yang sungguh-sungguh. Usaha untuk mendapatkan nilai sempurna sangatlah membutuhkan perjuangan.

Dengarlah, usaha tak pernah menghianati hasil. Jika masih belum berhasil, maka coba lagi di hari selanjutnya.

Entah terasa ataupun tidak, ini sudah menjelang kenaikan kelas yang berarti mereka sedang dalam tahap dimana menuju dewasa.

Satu tahun. Ya satu tahun. Ini umur terakhir bagi mereka untuk menikmati masa remaja. Maka pergunakanlah sebaik mungkin, jangan sampai menyesal di kemudian hari.

Ucapan yang angkasa janjikan ternyata benar adanya, walau tindakan pemuda itu selalu tak segan-segan tapi tetap ia selalu memegang yang selalu dikeluarkan dari lisannya.

Banyak yang tak percaya, namun itu faktanya. Pelita terkalahkan oleh angkasa dalam pengetahuan maupun perlombaan lainnya.

Dalam setengah tahun angkasa dapat mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik. Walau tidak seluruhnya.

Tapi usahanya patut di acungi jempol. Setengah tahun memang tak singkat, tapi angkasa bisa menggeser kedudukan pelita selama satu setengah tahun dengan enam bulan.

Pemuda itu mengikuti semua perlombaan di sana. Namanya memang telah di kenal oleh seantero sekolah, tapi namanya kini lebih bersinar ketimbang kemarin-kemarin.

Nilai baik, tapi kelakuan perlu di perbaiki.

Sekarang ini mereka sedang berkumpul di ruangan tengah. Mengingat ini hari libur yang akan cukup panjang sepertinya.

"Angkasa harap papa menepati ucapan papa. " ujar angkasa yang duduk di sebelah Pelita.

"Jujur, papa kagum sama kamu. " ucap Satya.

"Angkasa gak butuh pujian. " balas Angkasa tak suka.

Netta menghela nafas, "Angkasa... " peringatnya, entah sudah berapa kali ia memberi tahu angkasa kalau pemuda itu harus mematuhi papa nya serta menjaga ucapannya.

"Angkasa udah capek ma jadi boneka papa. " ucap Angkasa menyandarkan punggunya ke sofa.

"Papa cuma selalu nekenin kamu supaya giat belajar, toh selama ini papa gak memaksa kamu untuk menjadi pintar. Papa hanya meminta kamu untuk menjadi benar. Selama ini papa diam kamu bolos. Bukan hanya satu tahun kemarin, tapi dari kamu masih duduk di bangku SMP. " tutur Satya panjang lebar.

Semua diam, termasuk Angkasa.

"Dengar, sekarang papa mungkin sudah bisa bernafas lega. Entah kenapa melihat kamu yang menjadi lebih baik, papa senang. " lanjut satya.

"Pa. " cicit pelita, namun Satya dapat mendengarnya.

"Kenapa? " tanyanya.

"Boleh pelita ikut ngomong? " tanya pelita dengan suara pelan.

Only SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang