Hola...
Saya sedang ada di fase lumayan semangat nulis😂jadi jangan pernah bosen nungguin Angkasa - Pelita ya❤❤❤
Kalau ada typo koreksi juga ya, saya gak ralat 😂😂
Ini chapter saya gak tau Mentok ending sampe berapa yang pasti selalu semangat nungguinnya ya😘
Enjoyyyyyy
Happy Reading
***
"Pelita... "
Seseorang meneriakan namanya membuat si empunya langsung melihat ke arah sumber suara, seorang pemuda dengan kacamata yang bertengger di hidungnya itu berlari menghampiri pelita.
"Siapa lo? " tanya pelita heran.
"Gue Aldo! " katanya.
"Ngapain lo manggil gue? " tanya pelita lagi.
"Gue di suruh pak gugun buat manggil lo. " jelas Aldo sambil membetulkan kaca matanya yang melorot akibat tadi ia berlarian.
"Ada apaan emangnya pak gugun manggil gue? " lagi-lagi pelita terus bertanya membuat Aldo agak geram.
"Gue gak tau, kan gue cuma di suruh doang ta. " balas Aldo.
"Dimana pak gugun sekarang? " tanya pelita.
"Di ruang guru, lo ke sana aja. Kalau gitu gue pergi dulu ya. " kata Aldo yang langsung di angguki oleh pelita.
Ah, ada apa pak gugun memanggilnya? Pelita baru saja berniat pergi ke kantin. Perutnya dari tadi terus berbunyi, cacing di perutnya terus saja berdrmo meminta agar perutnya di isi.
Tadi angkasa menawari untuk mengantar pelita, namun ia tak ingin mengganggu antara salun dan saudaranya itu. Biarlah mereka seperti itu, pelita sendiri bisa menyimpulkan saat angkasa bersama salun dan perbedaan ekspresi saat angkasa bersama helen.
Dengan cepat pelita sudah berada di depan ruang guru, ia masuk tanpa segan.
"Permisi pak. " ucapnya sembari masuk.
"Nah, akhirnya kamu datang juga. " balas pak gugun yang langsung bangkit dari duduknya.
"Ada apa ya pak? " tanya pelita dengan sopan.
"Begini, bapak ada rapat hari ini. Tapi yang jadi kendalanya bapak harus memperkenalkan semua lingkungan sekolah pada Sagara, murid baru yang baru pindah hari ini. " tutur pak gugun.
"Lalu?? " tanya pelita meminta penjelasan yang lebih jelas.
"Ya kamu ngerti lah kenapa bapak minta kamu ke sini. " ucapnya.
"Kenapa saya pak? " tanya pelita menunjuk dirinya sendiri.
"Karena bapak percaya sama kamu. " balas pak gugun menatap ke arah belakang pelita.
Pelita mengikuti arah pandang pak gugun yang menatap ke belakang tubuhnya, ia melihat seorang pemuda yang berdiri tepat di belakangnya menjulang tinggi.
"Nah, pas banget Sagara ada di sini. Ya sudah langsung saja ya pelita, bapak di percaya untuk ini tapi sekarang bapak percaya kan pada kamu. Kalau begitu bapak pergi dulu. " pungkasnya sembari menepuk bahu pelita.
Pelita berbalik melihat pemuda itu sekali lagi, dia kan yang ada di kantin. Ah, memang iya.
"Yaudah langsung aja lah. " kata pelita berjalan mendahului pemuda tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Siblings
Teen FictionKembar tak identik. Angkasa yang keras kepala. Pelita yang sabar. Angkasa punya Pelita. Pelita punya Angkasa. Angkasa dengan seribu rahasia di hidupnya. Pelita tahu itu, namun sikapnya seolah dia tak mengetahui semua rahasia yang angkasa punya. K...