20. Kehilangan Denan

6.8K 378 7
                                    

Hola💕💕💕

Tetap semangat buat nunggu Angkasa - Pelita oke❤ koreksi kalau ada typo😘saya gak ralat ulang soalnya.

Enjoyyyyy guys😊

Happy Reading

***

Istirahat kali ini rasanya hampa, biasanya setelah angkasa pergi denan akan langsung menjemputnya ke kelas. Mereka akan makan di kantin lalu pergi ke perpustakaan. Dulu.

Selera makan pelita sepertinya audah tak ada, ia memutuskan untuk pergi ke perpu saja. Tadi gina dan arumi sempat mengajaknya untuk makan di kantin, tapi pelita menolak.

Ia lebih memilih perpustakaan saja. Denan kan hanya berpura-pura saja selama ini tentang dirinya yang gemar membaca buku.

Keadaan perpustakaan ternyata masih sama, sepi. Tapi biarlah, pelita hanya ingin mendinginkan pikirannya juga.

Setelah mengambil beberapa buku yang biasa pelita bawa, ia berniat untuk duduk di tempat biasa. Tunggu, bukankah itu denan? Apa benar? Ya, itu dia.

Pemuda itu menengadah melihat pelita di depannya, beberapa detik ia diam menatap pelita dengan lekat namun selanjutnya ia mengalihkan pandangnya ke buku kembali membuat pelita tiba-tiba merasakan sesak.

Pelita duduk di sebelah denan, menyimpan bukunya yang ia tadi ambil di meja. Denan hanya diam tak memperdulikan gadis itu duduk di sebelahnya.

"Pelita gak akan minta maaf buat kemarin angkasa, denan udah bikin pelita lebih dari itu. " pelita membuka suara.

"Pelita juga gak akan obatin denan. " lanjutnya.

Tak ada balasan dari pemuda itu, pelita sendiri hanya diam memperhatikannya. Rasanya ia merindukan perhatian denna yang membuat hatinya menghangat.

"Denan ngapain baca buku? Kan selama ini denan aja gak suka buku. " ucap pelita yang lagi-lagi tak ada respon daei denan.

"Entah kenapa pelita sulit banget buat ngebenci denan. " lanjutnya.

Denan memejamkan matanya dan mengambil nafas sejenak kemudian ia membuka matanya kembali, "Pergi. "

"Enggak bisa. " balas pelita dengan gelengan.

"Gue gak pernah respect sama lo, dan lo tau itu. Jadi pergi sekarang. " sentak denan dengan kasar.

Pelita memegang kedua Puncak denan dan membalikan pemuda itu menjadi menghadap ke arahnya. Denan hanya menatap pelita dengan dingin dan datar, seolah tak ada rasa lagi. Tak ada lagi tatapan hangat.

"Pelita yakin denan sayang sama pelita, walaupun denan cuma pura-pura sekalipun. Kalau denan bisa pinter dengan pura-pura belajar, denan juga bisa sayang sama pelita dengan berpura-pura mencintai pelita. Pelita yakin. " ucap pelita. Pelupuk matanya kin seperti sudah tak kuat lagi membendung air mata yang akan mengalir denagn derasnya.

Denan menaikan sebelah sudut bibirnya, "Pede banget lo, jangan kebanyakan halu. "

Setelah itu denan beranjak dan pergi dari perpustakaan, meninggalkan pelita yang mulai menangis dalam diam. Apa benar tak ada rasa yang tersisa sedikitpun untuknya? Mengapa pelita tak yakin? Mengapa pelita merasakan semua yang denan ucapkan semuanya bohong.

Only SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang