Dua kata buat kalian hari ini.... 👉👈
Happy Reading!!
***
"Angkasa ngapain? " tanya pelita sembari melebarkan matanya.
"Ngehukum orang yang udah berani songong sama gue. " jawab angkasa dengan santai
Pelita menghampiri mereka dan melepaskan lengan angkasa yang menarik rambut salun, ia melihat rambut salun sudah tak beraturan bahkan ikat rambutnya saja sudah putus saking kuatnya tarikan angkasa.
"Ck ta, biarin. Ini cewek harus di kasih pelajaran. " kata angkasa enteng.
"Angkasa keluar dulu deh. " pelita mendorong tubuh angkasa agar pemuda itu segera keluar.
"Ngapain? " tanya angkasa.
"Ini kan toilet cewek asa, bukan toilet cowok. Ayo, sebentar aja. " pelita kali ini memelas membuat angkasa menghembuskan nafasnya kasar dan pergi dari toilet tersebut.
Pelita berbalik dan melihat salun yang lumayan kacau, kasihan sekali salun. Ia kembali menghampiri salun sembari merongoh sakunya dan mengeluarkan ikat rambutnya yang berwarna pink muda dan mengulurkannya pada salun.
"Ini. Maaf karena angkasa udah kasar tadi sama kamu. " ucap pelita tulus.
Salun hanya tersenyum masam, ia pantang untuk menangis. Ini bukan apa-apa dibanding nanti yang akan dilakukan angkasa nanti, mungkin nanti pemuda itu akan melakukan lebih padanya.
"Salun, maafin angkasa yah.. " ulang pelita.
"Kayaknya gak bisa deh. " balas salun jujur, ia tidak suka dengan kata 'tidak apa-apa' padahal dirinya tersakiti. Kata basi.
"Pelita ngerti kok, tapi salun gak apa-apa kan? Ada yang luka atau angkasa ngelakuin hal lain? " tanya pelita menilik salun dari atas sampai bawah.
"Rambut gue rasanya mau rontok semua deh. " ucap salun tak tanggung-tanggung.
"Maafin angkasa sekali lagi. " ucap pelita mengulang untuk ketiga kalinya.
"Yang salah angkasa bukan lo, jadi lo gak perlu minta maaf dengan mengatasnamakan dia. " jelas salun.
"Iya. " pelita mengangguk, kalau diingat ia ke sini untuk buang air kecil dan sekarang ia tak bisa menahannya lagi.
"Lo siapanya angkasa? " tanya salun diam-diam kepo. Ya, tentu saja. Gadis yang menyebutnya dengan sebutan pelita itu siapa? Sampai-sampai ia bisa menghentikan angaksa seperti tadi, padahal orang lain takut. Apa pacarnya?
"Ah, pelita saudara kembar angkasa, cuma beda 10 menit. " jawab pelita dengan senyuman tulusnya membuat lagi-lagi kedua lesung pipinya terlihat menambah kesan manis.
"Oh, gue kira pacarnya. "
"Enggak bukan. Oh ya, salun mau nonor hp pelita gak? "
"Kenapa nawarin nomor hp lo? "
"Soalnya pelita khawatir nantinya angkasa bakal lebih dari ini ke salun. "
'Emang!! Orang gue bakal jadi babu nya." batin salun.
"Enggak, makasih. " salun berbalik dan melihat pantulannya di cermin, ia mulai membereskan rambutnya dan mengikatnya kembali.
"Pelita permisi yah, mau ke wc. " setelah mengucapkan itu pelita memasuki bilik wc paling ujung dari beberapa bilik yanh ada di sana.
Sebentar, jika di pikir-pikir ada benarnya juga ucapan gadis itu. Salun memang akan menjadi babu angkasa, tapi jika nanti angkasa bertindak lebih lebih dari ini bagaimana? Tak akan ada yang bisa menghentikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Siblings
Teen FictionKembar tak identik. Angkasa yang keras kepala. Pelita yang sabar. Angkasa punya Pelita. Pelita punya Angkasa. Angkasa dengan seribu rahasia di hidupnya. Pelita tahu itu, namun sikapnya seolah dia tak mengetahui semua rahasia yang angkasa punya. K...