Hola💕💕💕
Sorry banget saya up telat☺☺☺
Tetap semangat❤nunggu Angkasa - Pelita, kalau ada typo koreksi oke😊
Enjoyyyyyy
Happy Reading!!
***
Ingin rasanya salun menghilang dari sini sekarang juga, baru kali ini ia merasa malu di depan angkasa.
Secara tidak langsung salun mengungkapkan perasaanya di depan angkasa, ini terlalu harfiah. Ah, bagaimana salun berbicara ceroboh seperti ini tanpa memperhatikan keadaan sekitar.
Lihat, sekarang angkasa berdiri di depannya dengan wajah yang teramat angkuh. Persis seperti saat dimana ia memasukan bola basket pasca pertandingan waktu itu.
Salun memutar otaknya, bagaimana caranya berbohong tapi bisa angkasa percaya? Sepertinya tidak akan mungkin bisa, dia terlalu pintar untuk dibodohi.
"Kita lagi akting. " ucap salun yang pastinya sangat terlihat bahwa dirinya berusaha untuk membodohi angkasa.
"Lagi akting ya? Jago banget. " Angkasa bertepuk tangan dengan kerasnya.
"Lo tadi panggil gue kan? Ayo. " salun beranjak dan berjalan seraya menarik tangan angkasa supaya pemuda itu mengikutinya.
"Jantung lo mau keluar tuh. " cceletuk angkasa yang masih di tarik oleh salun, gadis itu berjalan dengan sangat tergesa.
Sesampainya di kantin salun berhenti dan langsung duduk di meja yang kosong, ia menatap sekitar lalu menatap angkasa kemudian.
"Gue lapar. " ucap salun.
Angkasa menautkan kedua alisnya, ia melipat tangannya di dada menatap salun dengan datar, "Di sini lo babu nya. "
"Kalau gue mati dan gak akan bisa jadi babu lo lagi gimana? " tanya salun memelas, hatinya cemas jika angkasa mengalihkan topiknya ke pembicaraan yang tadi pemuda itu dengar.
"Mati ya mati aja, ngapin bilang ke gue. " ujar angkasa acuh.
Tangan salun sedang memegang ponsel, ia harus segera menelfon pelita saat ini. Dengan sekali tekan saya tangannya berhasil melakukan panggilan, namun salun mematikan lagi.
Karena kantin tak jauh dari kelas pelita, jadi sepertinya gadis itu cepat sampai di sini. Pelita celingukan mencari keberadaan salun.
"Pelita.. " teriak salun sambil melambaikan salun.
Gadis yang melihat lambaian itu pun segera menghampiri salun, rupanya di sana juga ada angkasa. Ah, pelita hampir lupa jikalau salun menelponnya pasti ia membutuhkan pelita untuk membantu dari kekangan Angkasa.
Tapi tunggu, bukankah angkasa sekarang sudah tidak berlaku kasar lagi pada salun, maksudnya angkasa tidak lagi melakukan kekerasan fisik terhadap salun kan.
"Kena---"
"Lo mau makan kan? Nasi goreng? Udah gue pesenin tadi. Sini duduk. " ucap salun dengan memotong perkataan pelita membuat angkasa hanya menatapnya dalam diam.
Pelita yang tak mengerti hanya mengikuti ucapan salun dan duduk di sebelah gadis itu, sedangkan angkasa yang berada di depannya tak berbicara sedari tadi.
Angkasa meminum teh yang berada di depannya, ia minum sambil menatap pelita yang memandangnya aneh.
"Apa? " tanya angkasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Siblings
Teen FictionKembar tak identik. Angkasa yang keras kepala. Pelita yang sabar. Angkasa punya Pelita. Pelita punya Angkasa. Angkasa dengan seribu rahasia di hidupnya. Pelita tahu itu, namun sikapnya seolah dia tak mengetahui semua rahasia yang angkasa punya. K...