38. Pemenang

4.9K 308 6
                                    

Holaa😘😘😘

Come back with me😂Tetep semangat ya nungguin Angkasa - Pelita❤

Demi apa saya baru nerusin lagi? Haha, makasih banyak lho yang udah ngasih semangat! Dan saya ngerasa selalu ada hutang kalau gak up😂😂

Sekarang baru ada kesempatan lagi buat nerusin ini😊Sorry saya lama banget UP nya💕💕💕💕

Kalau ada typo koreksi, pasti banyak bat typo nya😩

Enjoyyyyyyy

Happy Reading!!

***


"Yahh... Bersorak kecewa nih penonton." teriak pelita.

Ayah dan anak itu berjalan ke pinggir dengan keringat yang bercucuran. Maklum, matahari memang masih terang.

Apalagi angkasa yang masih memakai seragamnya, basah sudah. Netta memberikan dua botol air mineral pada Satya dan juga Angkasa yang duduk di kursi panjang.

Netta mengajak Pelita masuk ke dalam, meninggalkan Ayah dan putranya duduk berdua.

"Ngapain mama narik pelita ke dalem? " tanyanya heran.

"Kamu tau kan papa sama angkasa jarang banget akur, apalagi duduk berdua kayak gitu. " terang netta.

"Iya. Emangnya kenapa ma? " tanya pelita.

"Karena itu mama narik kamu ke dalem, supaya Papa sama Angkasa bisa akur. Ya mama berharap mereka ngobrol, dari dulu sampai sekarang gak pernah mereka duduk bercengkrama kaya gitu. " jelas netta lagi.

"Oh.. Kalau gitu pelita bantu mama masak deh. " putusnya seraya tersenyum.

Netta menarik hidung pelita pelan, "Ganti baju dulu sana. "

"Oke. " gadis itu dengan lincah langsung naik ke atas, sedangkan Netta melenggang ke dapur.

Di sisi lain ada Angkasa dan Satya yang sama-sama diam. Sampai satya membuka pembicaraan.

"Katanya jago, tapi jadi pecundang pas lawan papa. Apa kata orang? Angkasa yang dibanggakan seluruh sekolah, kalah sama papanya. " ejek Satya.

"Yayayaya.. Papa menang. Angkasa akuin papa walau udah mau kepala empat masih power semangatnya. " ucap Angkasa.

"Muji kamu? " tanya satya menahan tawanya.

"Ngejek. " balas Angkasa meminum air mineral yang berada di genggamannya.

"Maaf. " tiba-tiba Satya berucap membuat angkasa heran dan langsung menoleh ke arahnya.

Angkasa mengernyit, "Ngapain papa minta maaf? Padahal tadi angkasa cu---"

"Selama ini papa gak pernah mengerti kamu, papa terlalu membesarkan ambisi papa untuk menjadikan kamu pengganti papa nanti. " tutur satya menatap langit yang ternyata sekarang akan beranjak sore.

Angkasa tercenung.

Jujur saja ia bingung membalas ucapan papanya, ini terlalu mendadak. Keadaan sangat hening, malah itu membuat angkasa bertambah canggung.

Sebelumnya ia tak pernah ada di posisi ini. Perlu kalian tahu, suasana ini lebih menegangkan ketimbang saat bersama wanita yang di cintai.

Aura yang satya keluarkan sangat kuat. Angkasa sendiri merasa kaku, sangat kaku.

Mungkin ini efek dari mereka yang selalu bertengkas setiap hari di meja makan. Satya tak pernah mendekatkan dirinya seperti sekarang ini, sekalipun angkasa tak pernah menyangka.

Only SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang