19. Emosi Angkasa

7K 419 6
                                    

Holaa💕

Semangat terus buat nunggu Angkasa - Pelita😊 koreksi juga kalau ada typo yang bertebaran😂

Enjoyyyyyy❤

Happy Reading!!

***


Pagi ini tak ada semangat bagi pelita, rasanya ia ingin menghentikan waktu saja. Setelah memikirkan ini semalaman, pelita telah memutuskannya.

"Ck ta, kalo lo banyak hutang bilang sama gue. " ucap angkasa jengah melihat pelita yang seperti tak mempunyai gairah hidup lagi.

Ingin rasanya tahu apa yang gadis itu  cemaskan, tapi angaksa sendiri tak bisa mngetahui itu. Lebih baik angaksa bersabar saja, yoh nanti pelita akan bercerita padanya.

Mereka sudah berada di kelas, bahkan sekarang guru sudah masuk ke dalam kelas. Gina dan Arumi memandang pelita haru, pasti ini akan jadi hari berat untuk gadis itu.

Lihat, bahkan ketika guru sedang menerangkan pun ia hanya diam dan melamun membuat angkasa menjadi gusar melihatnya. Kalau begini terus, akan ia cari tahu kebenarannya.

***

Bel istirahat telah berbunyi, pelita terkesiap dengan suara yang bahkan ia selalu dengar setiap harinya.

Tingg

Bunyi ponsel kini sangat terdengar nyaring, seolah bunyi sekecil apapun dapat ia dengar. Pelita merongoh benda pipih di sakunya, ada pesan asuk di sana. Ini sudah waktunya.

Denan🐻

Ta, aku nunggu di taman belakang yah.

Hancur. Sudah hancur hatinya kini. Mungkin ini adalah pesan terakhir dari denan, entah mengapa rasanya sangat sulit untuk membenci denan. Padahal pelita tahu bahwa pemuda itu hanya mempermainkannya semata.

"Asa mau pergi? " tanya pelita yang melihat angkasa menunduk dengan kedua lengannya yang di lipat di atas meja.

"Hm. " jawab angkasa dengan deheman.

"Pelita duluan ke kantin ya. " ucap pelita yang langsung beranjak dari bangkunya. Bahkan arumi dan gina saja di tinggal.

Sepanjang jalan juga pelita memikirkan helen, semalam gadis itu mengirimkan pesan tapi tak pelita balas. Denan sekalipun tidak. Bisa-bisanya ia mengirimkan pesan di saat hari akan meninggalkan pelita.

Itu denan, dia sedang duduk di bangku panjang yang berada di taman belakang sekolah. Pelita memejamkan matanya sejenak lalu membukanya kembali. Pelita harus kuat dan jangan mengandalkan angkasa terus menerus.

"Denan. " panggil pelita.

"Eh, ta. Sini duduk dulu aku mau ngomong. " ucap denan menepuk tempat yang masih kosong di sampingnya.

"Gak usah, pelita buru-buru. " balasnya membuat denna bangkit dan menatap lekat wajah gadis yang berada di depannya. Tak ada senyuman yang biasa menghiasi wajah cantiknya.

Only SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang