Hola.. 😊😊😊
Tetap semangat ya buat nunggu Angkasa - Pelita❤
Kalau ada typo koreksi ya.. Enjoyyy
Happy Reading!!
***
"Dari mana? " itu pertanyaan pertama yang angkasa layangkan sewaktu pelita baru masuk ke rumah.
Ya, pelita pulang saat matahari telah terbenam. Tadi ia terlalu asik berbincang dengan mama denan hingga lupa waktu dan lagi tante Jeni sendiri yang meminta pelita agar lebih lama lagi, ya namanya jeni.
Sebenarnya pelita ingin berbicara pada angkasa kalau dirinya akan ke rumah denan sore ini tapi ia lupa, bahkan pelita tak meninggalkan pesan satupun kepada angkasa.
"Bagus ya lo ta, sekarang udah punya denan lupa sama gue. Sekarang tempat curhat lo si denan kan, jangan butuh apa-apa lagi ke gue ya ta. Inget. " peringat angkasa yang langsung membuka kaosnya dan melemparkannya ke sembarang arah, lalu merebahkan tubuhnya dengan keadaan terlungkup.
Kalian tahu? Sekarang pelita sedang berdiri di samping tempat tidur angkasa, itu ia lakukan sejak 15 menit yang lalu. Membujuk angkasa sangatlah susah, mengingat pemuda itu keras kepala.
"Jangan mentang-mentang kita kembar, inget kita beda 10 menit! Jadi gue abang lo ta. " lagi-lagi angkasa berbicara membuat pelita menahan senyumnya.
Pelita bersyukur, ya tentu saja. Jika angkasa sedang marah ia tak pernah menjauhi pelita atau mendiamkannya bahkan ia akan seperti ini, berbicara tanpa henti. Jadi pelita lebih baik mendengarkan saja.
Angkasa masih setia dengan posisinya, "Ngapain masih di sini? Tuh si denan nelpon. " ucap angkasa asal.
Namun pelita malah duduk di ujung ranjang angkasa, jujur saja pelita juga merasa bersalah akan hal itu. Tetapi ya mau bagaimana lagi, pelita benar-benar lupa dan percuma saja kalau menyalahkannya juga tak akan mengubah apapun.
"Asa.. Maafin pelita yah. " lirihnya.
"Enggak, sana lo. " usir angkasa tak tanggung-tanggung.
"Pelita bener-bener lupa. " ucapnya jujur.
"Ck, lo berisik ta. " jika ada orang di sana pasti ia akan tertawa. Yang benar saja angkasa berbicara seperti itu, yang berbicara panjang lebar itu angkasa tapi ia malah mengucapkan kata berisik pada pelita.
"Asa.. " cicit pelita.
"Apa lagi sih? Sana masuk kamar udah malem. Tidur. " angkasa menekan kata 'tidur '
"Pelita gak bisa tidur kalau angkasa marah sama pelita. " ucap pelita.
"Tinggal merem aja sana. " usirnya lagi, tapi tak mebuat pelita ingin beranjak sedikitpun.
"Angkasa tau gak? Pelita lebih sayang angkasa dari pada denan, walaupun pelita suka sama denan tapi angkasa orang pertama yang bakal pelita samperin. " lirihnya lagi.
Angkasa menoleh ke arah pelita dengan bantal sebagai penghalang, "Masa? "
Pelita mengangguk, namun angkasa malah menelusupkan wajahnya kembali pada bantal membuat pelita cemberut.
Apa benar angkasa benar-benar marah? Semarah-marahnya angkasa ia tak akan pernah mendiamkan lama seperti sekarang.
Perlahan-lahan air mata pelita lolos dari matanya yang bulat, "Pelita minta maaf asa. " cicit pelita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Siblings
Teen FictionKembar tak identik. Angkasa yang keras kepala. Pelita yang sabar. Angkasa punya Pelita. Pelita punya Angkasa. Angkasa dengan seribu rahasia di hidupnya. Pelita tahu itu, namun sikapnya seolah dia tak mengetahui semua rahasia yang angkasa punya. K...