.
.
.
.
•HappyReading••••••
Di bawah langit yang gelap, di sebuah kawasan yang sunyi terdapat sekelompok orang. Yang menakjubkan ialah orang-orang itu memiliki wajah yang tampan dan cantik layaknya Dewa dan Dewi.
Meli, selaku pemimpin kelompok berdiri di depan berhadapan dengan orang-orang itu, "Sudah hampir fajar, kalian harus berangkat." suara tenang terdengar.
Mata cerah Lili menatap Meli dengan penuh keluhan, "Bisakah aku tidak pergi?."
"Tidak." jawaban Meli singkat dan tegas membuat Lili hanya bisa menghela nafas.
"Baiklah," balasnya dengan enggan, "Kau harus menjaga dirimu dengan baik. Jangan menimbulkan masalah."
Alis Meli mengerut, "Apa kau pikir aku sebodoh itu?."
"Tidak, aku hanya khawatir" cicit Lili.
Meli tidak lagi memperhatikan gadis itu, ia beralih ke pria berjubah putih, "Witpaard, aku mempercayakan keselamatan mereka padamu." ujarnya dengan nada sungguh-sungguh.
"Aku tahu."
"Bagus," Meli mengangguk dengan puas, ia kemudian menatap Redphe, "Cari tempat berlatih yang dekat dengan Sakte Tianqu, tunggu aku di sana dan beri aku kabar jika terjadi sesuatu." perintahnya.
"Baik, Tuan." jawab Redphe dengan tatapan serius. Menjaga keselamatan teman-teman Tuannya telah di percayakan kepada mereka jadi dia akan menepati perintah Tuannya dengan sungguh-sungguh.
Setelah itu Meli memberi beberapa instruksi kemudian memerintahkan Witblue untuk berubah menjadi bentuk aslinya, seekor Naga putih. Angga dan yang lainnya segera naik ke punggung Witblue.
Meli mendongkak menatap orang-orang yang kini tengah menatapnya dengan ekspresi sedih. Mata Meli terkulai dengan tidak berdaya.
Hebiag memiliki temperamen yang keras dan sombong, menghadapi tatapan yang menjijikkan seperti itu ia menjadi muak, "Kalian dan Tuan hanya akan berpisah selama beberapa hari, jangan memasang ekspresi seolah kalian tidak akan pernah bertemu dengannya lagi."
Mendengar hal itu Redphe mengirimkan tatapan tajam, "Kau diam. Kau tidak akan mengerti karena kau masih akan disisi Tuan jadi tutup mulut beracunmu itu."
Hebiag menatap Redphe sekilas lalu mengabaikannya membuat Redphe terbakar amarah. "Wanita beracun." ujarnya.
"Ah, betapa menyenangkannya tinggal disisi Tuan." Hebiag berkata dengan senyum sombong, "Tuan, aku akan tinggal di sisimu, tidak ingin berada di Ruang angkasa."
Alis Meli terangkat, "kenapa?"
"Karena aku ingin berpergian bersamamu, lagipula bukankah setelah ini hanya ada aku dan Rainbow? Jadi kau akan mengurus kami dengan baik kan?."
Menghadapi tingkah Hebiag yang tidak biasa Meli hanya bisa mengangguk, "Hmm." gumamnya.
"Tuan, kau yang terbaik." seru Hebiag seraya melemparkan tatapan provokasi ke arah Redphe.
Redphe menyipitkan matanya dengan rasa bahaya. "Wanita beracun yang terkutuk." umpatnya.
Lelah dengan perdebatan mereka, Meli mengangkat tangannya lalu sebuah perisai transparan mengelilingi seluruh tubuh Witblue. "Pergilah," ujarnya.
"Sampai bertemu lagi, Meli." Clara, Disa, dan Lili berseru bersamaan dengan Witblue mulai terbang dengan kecepatan tinggi.
Meli menatap belakang Witblue yang semakin menjauh, sebuah sinar melintas di matanya yang dalam. "Kita harus kembali ke penginapan."
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] The Cold Princess
FantasyFOLLOW SEBELUM MEMBACA! BELUM DI REVISI-! BEBERAPA CHAPTER MASIH MEMILIKI BANYAK KESALAHAN DALAM PENULISAN. MOHON PENGERTIANNYA. •••• Meli Amara, hidupnya yang dulu baik-baik saja berubah ketika ibu yang mengasuhnya meninggal membuat sosok Meli menj...