Jika ada typo tolong di ingatkan.
.
.
.
°HappyReading°•••••
Di sebuah ruangan tempat dimana beberapa orang yang sedang berbincang-bincang tiba-tiba di kagetkan dengan munculnya sekelompok orang di tengah-tengah mereka.
Dengan gerakan cepat para pengawal segera menarik pedang dan memeasang sikap waspada. "Lindungi Tuan Huo Ji!" teriak mereka secara bersamaan, dengan cepat beberapa pengawal segera berdiri di depan lelaki paruh baya yang sedang menatap kelompok orang yang tengah di kelilingi pengawal.
Huo Ji menyipitkan matanya. "Tenang," suara rendahnya berhasil meredakan suara-suara panik yang sebelumnya saling bersahutan.
Sementara kelompok orang yang tengah mereka kelilingi tampaknya belum sadar dari keterkejutan. Mereka ingat sebelumya mereka masih berada di Hutan, mereka hanya merasa ringan selama beberapa detik kemudian dengan cepat muncul di sini.
Di tengah kelompok, sosok berjubah putih berdiri dengan tenang. Ia menatap orang-orang yang tengah menatapnya dengan takjub seolah dia memiliki sesuatu yang sangat di idamkan. "Jangan menatapku seperti itu, sebaiknya kau urus orang-orang mu jika kau tidak ingin ada pertumpahan darah disini." teguran itu berhasil menyadarkan mereka.
Huo Ji mengedarkan pandangannya ke arah kelompok itu kemudian matanya menangkap sosok yang di kenalnya, matanya melonjak dengan kegembiraan.
"Huo Ling..."
"Ayah," Huo Ling tersenyum, Ia menghampiri Huo Ji kemudian berlutut di depannya. "Maaf telah membuat Anda khawatir."
Huo Ji menggeleng, Ia mengulurkan tangannya membantu Huo Ling untuk berdiri. "Tidak perlu meminta maaf, keselamatan mu lebih penting." ujarnya dengan lembut.
"Terima kasih, Ayah."
"Sudah larut, semua orang pasti sangat lelah. Jadi, silahkan kalian beristirahat." mendengar perintah itu, orang-orang mulai keluar dengan teratur, menyisahkan Meli dan kelompoknya.
Huo Ji mengarahkan pandangannya ke arah orang-orang yang berdiri di belakang Putranya. "Kalian?..."
"Ayah, mereka adalah tamu ku. Biarkan aku menjelaskan sesuatu."
Huo Ji diam, namun akhirnya mengangguk setelah beberapa saat.
••••
Di luar matahari telah terbit, menyinari Bumi dengan cahayanya. Angin pagi yang segar menerpa dengan pelan. Orang-orang mulai beraktivitas seperti biasanya.
Di kediaman keluarga Huo, para pelayan tengah sibuk mengerjakan pekerjaan mereka. Berlalu lalang sambil tersenyum satu sama lain.
Tidak seperti yang lain, Meli masih asik bergelung di tempat tidur enggan untuk bangkit. Beberapa pelayan telah bergantian untuk membangunkannya dan berakhir dengan tiga kata, "Aku sudah bangun". Itu lah jawaban Meli, namun setelah menunggu beberapa saat pintu kamarnya tidak kunjung terbuka sehingga para pelayan kembali mengetuk dan di jawab dengan jawaban yang sama.
Aulia dan yang lainnya telah duduk di ruang makan menunggu Meli yang tak kunjung datang. Lelah mendengar laporan para Pelayan, Aulia dan Lili akhirnya mengajukan diri untuk membangunkan gadis itu.
"Meli, cepat bangun!. Apa kau pikir ini di kerajaan kita?!." teriak Aulia seraya mengetuk pintu Meli dengan keras.
Kedua tangan Lili menutup kupingnya, sementara matanya melihat kesekitar, mewanti-wanti jika ada yang mendengar teriakkan Aulia. Setelah memastikan tidak ada orang lain selain mereka berdua, Lili menepuk pundak Aulia dengan pelan kemudian mengalirkan aliran hangat yang mampu menenangkan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] The Cold Princess
FantasíaFOLLOW SEBELUM MEMBACA! BELUM DI REVISI-! BEBERAPA CHAPTER MASIH MEMILIKI BANYAK KESALAHAN DALAM PENULISAN. MOHON PENGERTIANNYA. •••• Meli Amara, hidupnya yang dulu baik-baik saja berubah ketika ibu yang mengasuhnya meninggal membuat sosok Meli menj...