Gerbang Fairy.

5.5K 704 1
                                    

Part ini cukup pendek:)

HappyReading:v

▪▪▪

Sekelompok orang menatap kosong kearah tembok yang berdiri kokoh didepan mereka. Sedikit ragu untuk masuk kedalam sana. Perjalanan yang mereka lewati memakan waktu sekitar tiga jam dan berakhir menyedihkan.

Mereka adalah Meli dan rombongannya. Saat pagi tiba mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan, sebelum keluar dari penginapan mereka sempat berdebat karena Lily tidak ingin meninggalkan penginapan yang membuatnya terasa nyaman. Dengan sedkit paksaan akhirnya Lily menyerah dan dengan enggan ikut melanjutkan perjalanan.

Perjalanan mereka untuk mencari gerbang utama FairyRoom tidak mendapatkan kesulitan karena Meli sendiri yang menjadi pengarah. Tidak ada yang tau bahwa Meli mengetahui letak gerbang ini atas bantuan Redphe yang merupakan salah satu binatang pathnernya. Meli baru mengetahui jika Redphe memiliki keahlian dengan mengetahui segala informasi membuat perjalanan Meli menjadi mudah.

"Apakah kita hanya berdiri disini seperti orang bodoh?"

Meli mengalihkan pandangannya ke arah Fikry yang sedang kesal. Sepertinya pangeran itu sudah tidak sabar untuk pergi ke tempat ibunya dilahirkan.

Meli dengan tenang tersenyum simpul, "Ada yang bisa menjelaskan deskripsi FairyRoom?" Tanyanya dengan santai.

"Fairyroom bisa dikatakan ruangan tanpa pijakan, saat kau masuk, kau tidak akan menemukan tempat pijakan. Artinya yang bisa masuk ke Fairyroom harus memiliki sayap, jika tidak maka kau akan jatuh dan hilang untuk selamanya,"

Meli mengangguk kecil mendengar penjelasan Clara. Artinya saat ini mereka mendapatkan kendala, bagaimana cara mereka untuk bisa bertahan disana jika diantara mereka hanya Clara dan Fikry yang memiliki darah Fairy.

"Apakah ini artinya Fairyroom tidak menerima tamu kecuali jika dia termasuk golongan mereka?"

"Benar. Fairyroom berbeda dengan Kingdomroom, penjagaan mereka ketat dan mereka tidak akan menerima seseorang yang tidak memiliki darah Fairy untuk masuk kedalam sana."

"Bahkan raja dari kerajaan bulan?" Meli mengangkat alisnya.

Clara terkekeh kecil, "Itu pengecualian, tentu mereka tidak memiliki keberanian untuk menentang keinginan Raja terbesar di Klan Bulan."

"Lalu bagaimana caranya agar kita bisa masuk ke sana?"

Meli mengangkat bahu acuh, "Apalagi? Kita harus masuk dengan menyebarkan aura seorang Fairy,"

Mereka semua sontak memandang Meli dengan datar. Rombongan mereka terdiri dari berbagai macam aura lalu bagaimana bisa mereka mengubah aura mereka menjadi aura seorang Fairy?.

"Bagaimana bisa aku menyebar aura seorang Fairy sementara darah dalam diriku adalah Vampir?" Keluh Rose.

Mereka semua terdiam menciptakan suasana yang hening. Tapi itu tidak dirasakan Meli saat pikirannya dipenuhi dengan suara-suara yang menyebalkan.

'Redphe, Witblue bisakah kalian diam?'

Redphe dan Witblue yang sedang berdebat didalam ruang angkasa sontak diam saat mendengar teguran majikan mereka.

'Putri aku mengetahui cara untuk bisa menghasilkan aroma Fairy'

Lapor Redphe dengan bangga, senyum tipis terukir dibibir kecil Meli. 'Bagaimana caranya?'

'Em, pertama aku ingin bertanya apakah ada diantara teman-teman Putri yang darah Fairy lebih dominan dari pada darahnya yang lain?'

Meli diam, setaunya temannya yang memiliki darah Fairy hanyalah Fikry. Namun, darah yang ada dalam tubuh Fikry lebih dominan darah Demon, artinya Fikry bukanlah orang yang dia butuhkan.

'Itu akan ku urus. Kau hanya perlu memberitahuku bagaimana caranya.'

'Saya yakin teman-teman putri juga memiliki Ruang Angkasa. Dan didalam Ruang angkasa seorang Fairy, terdapat sebuah danau. Danau itu bukanlah danau biasa, air dari danau itu bisa membuat orang yang meminumnya akan memiliki aura seorang Fairy. Bahkan dia juga akan memiliki sayap seperti Fairy yang lainnya'

Meli mengangguk kemudian tersenyum puas. Pengetahuan Redphe sangat membantunya.

Mata gold miliknya memindai teman-temannya. Saat ini ia menggunakan kekuatan yang bisa melihat aura seseorang. Matanya berhenti pada sosok gadis yang kini menatapnya polos. Ia mengulum senyum senang.

Meli mengambil segenggam salju kemudian dengan cepat mengubahnya menjadi botol yang cukup besar.

"Clara bisakah kau mengambilkan air danau yang ada didalam ruang angkasamu?"

Clara dan yang lain memandang Meli dengan bingung, tapi tetap saja Clara mengambil botol itu, kemudian memejamkan matanya dan hilang tanpa jejak.

"Apa yang kau rencanakan?" Tanya Angga dengan tatapan menyelidik.

"Lihat saja"

Baru saja Angga ingin membalas perkataan Meli, Clara sudah muncul kembali tangannya memegang botol yang sudah terisi air. Clara menyerahkan air itu kepada Meli.

Meli menerima botol itu kemudian kembali memberikannya kepada Aulia, "Minum" titahnya.

Dengan ragu Aulia meminum air itu setelah air memasuki tenggorokannya sontak sesuatu yang aneh mulai menjalar dalam tubuhnya.

Sraaaaaak

Sebuah sayap transparan khas Fairy muncul dipunggungnya membuat mereka semua menatap itu dengan takjub. Aulia dengan senang mulai mengepakkan sayapnya kemudian tersenyum lebar.

"Kau---" Clara menjeda kalimatnya, "Bagaimana kau tau kegunaan air danau itu?"

Clara yang selaku pemiliknya tidak memgetahui kegunaan danau itu lalu bagaimana Meli mengetahuinya?.

"Bantuan seseorang" Jawabnya acuh.

Aulia menyerahkan botol penuh dengan air kepada Lily. Mereka memandang botol itu dengan aneh, bukankah tadi Aulia sudah meminum setengah air itu? Lalu bagaimana bisa air itu masih penuh?. Mereka semua memandang Meli meminta penjelasan, sementara yang dipandang hanya mengangkat alis dengan ekspresi malas.

"Botol itu jika di isi tidak akan pernah penuh karena kapasitasnya sangat besar bahkan bisa menampung seluruh air laut didalamnya" jelasnya dengan acuh.

Mata Clara terbelalak, pantas saja ia merasa botol itu sangat aneh, saat ia mangisi air danau ke dalam botol itu, botol itu tidak pernah penuh sehingga ia menyerah dan segera kembali.

"Kau hampir memeras seluruh air danauku dengan botolmu itu!" Ujarnya kesal.

Meli tidak menjawab matanya fokus menatap ke arah Angga yang kini sedang meminum air itu. Angga menyerahkan botol itu kearah Meli dan dibalas dengan gelengan Meli.

"Aku tidak memerlukan itu"

Angga mengangguk mengerti kemudian menyerahkan botol itu kepada Clara, dengan cepat Clara menerimanya kemudian menyimpan botol itu di tas kecil yang terikat dipinggangnya.

Semua temannya sudah siap dengan sayap mereka. Meli memejamkan matanya untuk merasakan aliran darah yang mengalir didalam tubuhnya, dengan perlahan ia menekan auranya yang lain dan membiarkan aura Fairy menyebar ditubuhnya, sedetik kemudian sebuah sayap Fairy tumbuh dipunggungnya, sayapnya cukup berbeda dari yang lain. Sayap transparan itu memiliki pendar keemasan.

"Kalian siap?"

Mereka semua mengangguk, Meli kemudian berdiri didepan tembok itu. Mengikuti intruksi Redphe, Meli mencari sesuatu disekita tembok itu. Kemudian tersenyum senang saat mendapatkan sebuah wadah dalam ukuran kecil yang terletak diatas batu.

'Cara membuka gerbang ini dengan menuangkan tiga tetes darah seorang Fairy ke wadah itu'

Meli mengangguk mengerti kemudian memerintahkan Clara untuk melakukannya. Setelah tetesan ketiga mereka tersedot kedalam dengan cahaya yang melingkari mereka.


Budidayakan setelah membaca jangan lupa Vote. Vote itu gratis kok:v

[END] The Cold PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang