Kekacauan

4.1K 552 160
                                    

.
.
.
.
[Happy reading]

•••••

Meli kembali.

Ia membutuhkan waktu dua minggu untuk sampai di School room. Benar, dia tidak kembali ke Kerajaan Bulan, ia lebih memilih kembali ke sekolahnya.

Melihat bangunan besar di depannya membuat Meli mengingat masa lalu, dimana dia datang ke tempat ini dengan membawa keluhan dan rasa pahit.

Mengenai hal itu, Meli merasa sedikit berlebihan. Jika mengingat hal itu maka Meli hanya memiliki penghinaan untuk 'dirinya pada saat itu', lemah dan bodoh.

Pada saat dia di tuduh dengan hal yang tidak 'dia' lakukan 'dia' malah melarikan diri, seolah 'dia' yang paling tersakiti. Seolah dunia telah meninggalkannya, sangat dramatis.

"Princess Meli?!" Seruan itu menyadarkan Meli dari lamunannya.

Mata goldnya memandang malas ke arah depan, mengangguk dengan acuh tak acuh, "Hei," sapaan yang tidak bersemangat menghancurkan suasana.

"Mengapa Anda hanya berdiri di depan gerbang!, Ayo masuk!" gadis itu sangat bersemangat, ia segera meminta temannya untuk memberi tahu Kepala sekolah dan para guru.

Gerakan yang mereka buat terlalu besar sehingga menarik perhatian. Ketika Meli memasuki gerbang ia langsung di hadapkan dengan banyak pasang mata yang menatapnya dengan kagum.

Siapa yang tidak tahu bahwa gadis cantik itu adalah Meli, Putri mahkota dari Kerajaan Bulan yang di kirim untuk membawa kembali CrystalBall yang dicuri, terlebih lagi misi mereka selesai dengan sempurna. Dan gadis itu adalah pemimpinnya!.

Mendengar dari rumor yang beredar, Meli memimpin tim dengan baik. Ia merencanakan semuanya, setiap langkah direncanakan secara akurat sehingga misi diselesaikan dengan sempurna. Dengan kemampuan seperti itu, Meli menjadi idola semua siswa di CrystalBall High School.

Ditatap oleh begitu banyak orang tidak berarti apa-apa bagi Meli, ia telah terbiasa sehingga wajahnya masih tenang tanpa emosi. Ia terus berjalan mengikuti gadis di depannya hingga mereka tiba di aula.

Ketika tiba di aula, semua murid yang mengikuti di belakang Meli berhenti, mereka cukup tahu diri untuk tidak menguntit apalagi menguping hal-hal yang tidak seharusnya mereka tahu.

"Meli!" sosok gadis segera melompat ke arah Meli namun gerakannya lambat di bandingkan dengan penghindaran Meli sehingga ia memeluk udara kosong.

Meli menatap gadis itu dengan peringatan membuat gadis itu bersungut-sungut, "Aku hanya ingin memelukmu bukan menyakitimu!" keluhnya.

"Lili, jika kau lupa aku akan mengingatkan-mu, kami hanya berpisah selama dua minggu."

"Bagaimana dengan itu? Bahkan jika hanya sehari aku tetap merindukannya."

Melihat perdebatan Lili dan Fikri yang tidak akan berakhir, Rendi selaku orang yang masih cukup bijaksana segera menengahi, "Sudah cukup, Meli baru kembali dan kelelahan, jika kalian terus berdebat waktu istirahatnya akan sia-sia."

Kedua orang itu terdiam, mereka meminta maaf dengan suara rendah di balas dengan anggukan kecil. Mereka terus berbincang hingga aula di penuhi dengan suara-suara yang bising.

Di tengah perbincangan mereka, terlihat tiga orang masuk ke dalam aula di pimpin oleh Pria paruh baya. Melihat orang-orang itu suara bising seketika menjadi tenang.

"Kepala sekolah,"

"Mr. Gavin,"

"Ms. Aruna"

Sapaan yang saling bersahutan bergema di aula. Ketiga orang itu mengangguk dengan ramah kearah mereka. Ketika tatapan mereka mengarah ke arah Meli tanpa sadar senyum mereka semakin merekah.

[END] The Cold PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang