Perubahan emosi

5.7K 596 154
                                    

.
.
.
.
HappyReading

•••••

Malam itu Meli terus bergerak di dalam kegelapan. Entah sudah berapa lama waktu berlalu sejak ia meninggalkan kediaman Raja iblis. Ia terus bergerak hingga akhirnya tiba di sebuah tempat tak berpenghuni. Di depan sana, sosok-sosok yang di kenalnya telah berdiri menghadap ke arahnya.

"Meli!" Aulia dengan cepat berlari menuju ke arah Meli, tanpa banyak bicara ia segera memeluk gadis itu. "Syukurlah kau tidak apa-apa, beberapa hari yang lalu Redphe mengatakan bahwa mereka merasa kau dalam bahaya. Aku tidak tahu apa yang akan aku katakan kepada Ayah dan Bunda jika sesuatu terjadi padamu." Aulia berbicara seraya melepaskan pelukannya kemudian memeriksa Meli dari atas sampai bawah untuk memastikan tidak ada luka di tubuh gadis itu.

Menghadapi ke khawatiran Aulia ketenangan Meli sedikit terusik ketika ia menatap raut wajah khawatir gadis itu dengan tatapan rumit. Jika Aulia tahu jika mereka bukanlah keluarga, apa Aulia akan se khawatir ini?. Tatapannya tanpa sadar menatap orang-orang yang berdiri di belakang Aulia, jika mereka tahu dia bukanlah bagian dari dunia ini apakah mereka tetap akan berada di sampingnya?.

Menyadari perubahan emosi Meli, Hebiag segera mengeratkan lilitannya pada pergelangan tangan Meli yang membuat Meli kembali menjernihkan pikiran nya. "Tuan, kau baik-baik saja?" suara Hebiag tampak sedikit khawatir.

Tangan Meli menepuk Hebiag dengan ringan, menandakan bahwa ia baik-baik saja. Meli menampilkan senyum tipisnya, dengan tenang berkata, "Aku baik-baik saja. Tidak perlu khawatir."

"Apa kau yakin?" Lili dengan cepat bertanya kembali di balas dengan anggukan Meli.

Menerima penegasan Meli mereka semua akhirnya tenang. Setelah itu mereka duduk membentuk lingkaran dimana di tengahnya telah terdapat api unggun.

"Ada apa kau memanggil kami kesini?" tanya Aulia. Awalnya ia tengah ber- kultivasi di bawah bimbingan Tuan Qi, setelah beberapa saat Tuan Qi keluar Witblue muncul dengan tiba-tiba dan mengatakan bahwa Meli meminta mereka untuk berkumpul di suatu tempat.

Meli tanpa banyak bicara segera mengeluarkan bola kristal dari cincin penyimpanan. "Untuk ini," balasnya dengan singkat namun semua orang dengan cepat mengerti.

"Kristal ini..., Bukankah ini Crystalball? Mengapa itu telah kehilangan warnanya?."

Semua orang tahu Crystalball merupakan bola kristal dengan berbagai macam warna. Namun bola kristal yang ada di tangan Meli tidak berwarna, itu transparan.

"Tidak, ini tiruan."

"Tiruan? Untuk apa kau membuat tiruan?" tanya Rendi dengan cepat.

Meli mengangkat bahu dengan acuh tak acuh, "jika aku mengatakan bahwa aku telah bertemu dengan orang yang mencuri Crystalball asli apa kalian akan percaya?"

Mereka mengangguk dengan pasti kecuali seseorang yang masih duduk dengan tenang. Hal itu membuat Meli menatap orang itu dengan alis terangkat, "Revan, apa kau percaya?"

Revan mengangkat kepalanya dengan enggan mengangguk membuat Meli merasa puas, "Bagus." ujarnya yang berhasil mendapatkan dengusan dingin Revan.

Tanpa memperdulikan pria itu, Meli segera memerintahkan Hebiag untuk menjelaskan rencananya kepada orang-orang itu. Hebiag dengan lancar menjelaskan semuanya termasuk tentang pertemuan Meli dengan seseorang yang di sebut Penguasa. Namun Hebiag sama sekali tidak menyebutkan tentang Raja iblis.

[END] The Cold PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang