Meli menghela nafas lega saat mereka berhasil mendapatkan tempat penginapan. Beruntung kristal yang dia hasilkan adalah kristal terbaik sehingga mereka mendapatkan lima ratus ribu keping emas. Uang yang bisa memenuhi kebutuhan beberapa tahun kedepan bahkan jika digunakan dengan baik uang itu tidak akan pernah habis.
Penginapan yang mereka sewa merupakan penginapan yang paling mahal. Penginapan ini memiliki lima kamar, satu ruang berkumpul, dapur dan juga ruang makan. Bahkan dihalaman belakang terdapat taman yang cukup besar dan juga ada kebun anggur yang tidak luas dan juga tidak sempit. Kebun itu dibuat untuk memberikan kenyamanan kepada pelanggan, dan pelanggan juga dibebaskan untuk memakan anggur sesuka hati.
"Aku tidak menyangka. Hanya beberapa kristal dan kita bisa memiliki uang sebanyak ini? Menabjubkan" Seru Fikry.
Revan yang juga memiliki elemen kristal hanya bisa mengakui bahwa kemampuan Meli dalam elemen itu sangat luar biasa, "Kristal yang Meli buat adalah kristal yang cukup langkah ditambah dengan kemurniannya yang bisa dikatakan sempurna."
"Kau luar biasa, Meli"
Saat ini mereka sedang duduk di ruang berkumpul. Udara dingin diluar membuat mereka mengeratkan mantel yang mereka gunakan.
"Tapi, bagaimana kita menghabiskan uang sebanyak itu?" Tanya Rendi dengan tatapan bingung.
Mendengar hal itu, sontak para gadis kecuali Meli saling berpandangan dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Sedetik kemudian mereka tersenyum lebar.
"Kalian tenang saja. Selagi masih ada kami semua terkendali," Ujar Lily.
"Apa yang kalian rencanakan?" Selidik Angga sambil menyipitkan matanya.
Aulia mengibaskan tangannya, "Masalah menghabiskan uang serahkan pada kami" Ujarnya sambil tersenyum lebar.
Sontak para pemuda mendengus kesal. Sudah dipastikan uang itu akan menjadi mainan mereka, "Tidak apa-apa kan Meli?" Aulia memasang wajah manisnya.
Meli mengangkat sebelah alisnya, "Terserah. Aku ingin tidur, dan jangan coba mengganggu tidurku hanya untuk membahas uang! uang itu tidak ada harganya dibandingkan waktu tidurku," Ujarnya cuek.
Gadis itu bangkit dari duduknya berjalan menuju kamar yang dipilih asal kemudian merebahkan tubuhnya dan mulai memasuki mimpi indahnya.
▪▪▪
Meli menyerngit bingung. Bukankah tadi dia ingin tidur?, lalu kenapa dia bisa berada ditempat ini. Ruang Angkasanya.
"Akhirnya kau datang, sayang" Sebuah suara lembut mengalun indah membuat siapapun yang mendengarnya akan terbuai.
Meli tau siapa pemilik suara itu. Dewi Bulan. Dengan cepat Meli berbalik kemudian tersenyum tipis, "Mama" Ujarnya pelan.
Senyum Dewi Bulan melebar saat mendengar panggilan itu, dengan antusias wanita itu menarik Meli untuk mengikutinya. "Kemana?" Tanya Meli.
"Mama tau Kau belum menjelajahi Ruang Angkasamu ini, jadi kita akan menjelajahinya sambil mengobrol."
Meli mengangguk. Matanya menatap kedepan mendapati sebuah bangunan yang menjulang tinggi. Sebuah istana. Rasa bingung merayap dihati Meli, apakah istana itu miliknya? Tapi untuk apa ada istana diruangannya?.
Dewi Bulan yang menyadari kegelisahan putrinya menyerngit bingung, "Kenapa?" Tanyanya sambil mengelus rambut silver Meli dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] The Cold Princess
FantasyFOLLOW SEBELUM MEMBACA! BELUM DI REVISI-! BEBERAPA CHAPTER MASIH MEMILIKI BANYAK KESALAHAN DALAM PENULISAN. MOHON PENGERTIANNYA. •••• Meli Amara, hidupnya yang dulu baik-baik saja berubah ketika ibu yang mengasuhnya meninggal membuat sosok Meli menj...