.
.
.
.
•Happy reading••••••
Menyadari kebingungan Meli, Raja Erick dan Ratu Elice saling melempar pandang kemudian tersenyum. "Kamu pasti bertanya-tanya mengapa wajahmu dan Aulia itu berbeda, padahal kalian adalah kembar. Benar begitu Meli?" Ratu Elice menatap Meli dengan lembut.
"Hmm" Meli mengangguk acuh tak acuh.
Ratu Elice yang mendengar jawaban yang bahkan belum bisa disebut jawaban itu hanya bisa tersenyum simpul.
"Baiklah, biar ibu jelaskan"
"Ibu?" Alis Meli mengernyit.
"Mengapa? Bukankah Ibu adalah ibumu?" Senyum Ratu Elice menjadi sendu.
"Oh...," Meli bersenandung ringan, tidak lagi mengatakan apapun yang merupakan persetujuan dalam diam.
Senyum kembali terukir di bibir Ratu Elice, "Kalau begitu Ibu akan menceritakan tentang apa yang terjadi pada waktu kamu dan Aulia dilahirkan."
"Ya," wajahnya masih tanpa ekspresi seolah tidak ada yang bisa menarik perhatiannya namun ucapannya selanjutnya membuat suasana sedikit menegangkan. "Hanya ingin tau, Siapa aku? Ada apa dengan wajahku? Dan kenapa aku 'dibuang'"
Dia mengucapkan kalimat itu dengan tenang namun berhasil menohok hati Raja Erick dan Ratu Elice, "Akan ibu ceritakan,"
"Saat itu bulan purnama, ibu melahirkan Aulia dengan bantuan tabib, rasa sakit itu begitu hebat. Setelah Aulia dilahirkan Ibu menyangka itulah akhirnya namun tabib tiba-tiba mengatakan masih ada satu lagi di dalam rahim ibu. Ayah dan ibu sangat bahagia, di temani oleh Ayahmu akhirnya kamu dilahirkan. Tabib segera pergi setelah menyelesaikan tugasnya."
"Melihat dua bayi perempuan yang sangat imut, kami berdua sangat bahagia. Ayahmu segera memberi nama untuk Aulia dan kamu, namun sebelum Ayahmu memberimu nama cahaya keemasan menyelimuti seluruh tubuhmu."
Ada jejak nostalgia di mata Ratu Elice, ia masih ingat dengan jelas betapa terkejutnya dia dan suaminya ketika melihat pemandangan itu, mereka berpikir putri bungsu mereka akan mengalami sesuatu yang buruk namun ketika cahaya itu menghilang, tidak ada yang aneh.
"Kami memeriksa tubuhmu namun tidak ada yang aneh. Ketika ayahmu menatap keluar jendela ia melihat bulan purnama di langit telah berubah menjadi bulan sabit. Kami tanpa sadar menghubungkan hal yang terjadi padamu dengan keanehan bulan pada malam itu."
"Saat kami sedang menebak, sosok yang tak terduga muncul di depan kami."
Meli bisa merasakan kekaguman di dalam ucapan itu, "Siapa?"
"Dewi Bulan."
"Dewi Bulan?" cahaya melintas di mata Meli.
"Ya. Dewi Bulan, sosok yang paling dihormati oleh Klan Bulan, Dewi yang terkenal akan kecantikannya. Kami tidak menyangka akan berhadapan langsung dengan sosok legendaris pada malam itu."
"Dewi Bulan tidak tinggal lama, ia langsung menyatakan apa penyebab kedatangannya. Dewi Bulan menjelaskan kepada kami bahwa bulan purnama berubah menjadi bulan sabit karena setengah kekuatan bulan telah dianugerahkan kepadamu."
"Kamu bisa menggunakan segala elemen dan kekuatan, bahkan kekuatan terlarang. Mendengar hal itu tentu saja kami sangat bahagia, namun Dewi Bulan mengatakan bahwa keberadaan mu telah diketahui oleh Karisa."
"Siapa Karisa?"
"Karisa adalah penyihir hitam yang pernah menghabisi seluruh penduduk di salah satu tempat bersama ras iblis, dan menjadikan tempat itu sebagai tempat mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] The Cold Princess
FantasyFOLLOW SEBELUM MEMBACA! BELUM DI REVISI-! BEBERAPA CHAPTER MASIH MEMILIKI BANYAK KESALAHAN DALAM PENULISAN. MOHON PENGERTIANNYA. •••• Meli Amara, hidupnya yang dulu baik-baik saja berubah ketika ibu yang mengasuhnya meninggal membuat sosok Meli menj...