Gua Penghubung

5.4K 631 60
                                    

.
.
.
.

♡HappyReading♡

•••••

Meli dan kelompoknya berhenti di depan sebuah gua yang ditutupi oleh semak-semak. Di tangan Meli terdapat sebuah buku yang Ia temukan di Perpustakaan Kota Mermaid. Mengikuti intruksi yang ada di dalam buku di tangannya, gua ini merupakan jalan masuk menuju Ruang Tua.

"Apakah kita akan masuk sekarang?" Fikry meneliti gua itu, sedikit rasa dingin merayap di punggungnya.

Saat ini masih malam hari, dan gua itu tampak sangat menyeramkan membuat beberapa dari mereka merasa takut. Sebaliknya, Meli masih mempertahankan ketenangannya. Ia menatap gua itu dengan pandangan ketidakpedulian.

"Hmm"

Fikry membuka mulutnya namun menutupnya kembali. Ia sangat ingin mengajukan protes. Namun, melihat sikap Meli membuatnya menelan kembali kata-katanya.

Langkah demi langkah mereka ambil dengan pelan, walaupun yang lain tidak mengajukan protes, di lubuk hati, mereka juga merasa sedikit terancam terhadap gua gelap yang ada di depan mereka.

Kegelapan yang berkepanjangan memenuhi seluruh gua adalah hal yang pertama kali mereka lihat saat mereka masuk. Suasana gelap dan senyap membuat mereka semakin meningkatkan kewaspadaan.

Aulia, Rose, Lily, Clara, dan Disa tanpa sadar saling berpegangan tangan, mereka merasa takut. Selama ini keempat dari mereka, lahir dan besar di Istana. Hidup di Istana, memiliki status sebagai Putri Kerajaan dan selalu di manjakan dimana setiap mereka keluar dari Istana selalu di kawal oleh prajurit. Dengan kehidupan seperti itu, bagaimana bisa mereka merasa tenang untuk masuk kedalam gua yang sangat menyeramkan?.

Bahkan mereka tidak pernah membayangkan jika mereka bisa bertahan hidup tanpa perlindungan dari Prajurit. Selama ini baik di Kingdom Room atau Di School Room atau di Ruangan yang lainnya tidak ada yang berani mencari masalah terhadap mereka, yang ada hanyalah orang-orang munafik yang berlidah manis.

Namun disini mereka bertahan hidup dengan kemampuan mereka sendiri. Di alam liar, walaupun identitasmu seorang Putri atau bahkan seorang Ratu itu tidak ada pengaruhnya sama sekali.

Mata Aulia beralih menatap punggung tegak di depannya. Ia ingin seperti orang di depannya yang tidak mengenal rasa takut dan pantang menyerah. Namun hatinya tidak bisa merasa rendah kala membandingkan dirinya dengan orang di depannya.

Meli selaku orang yang di tatap Aulia tidak menyadari hal itu. Matanya menatap lurus tanpa ada rasa takut, langkah kakinya lancar tanpa sedikit keraguan. Ia menyadari teman-temannya saat ini merasa sedikit ragu namun Ia tidak ingin berhenti! Ia harus menyelesaikan misi mereka tanpa peduli apapun.

Semakin jauh mereka melangkah, jantung mereka semakin cepat berdetak. Fikry mengikis jaraknya dengan Rendi membuat mata Pria itu berubah menjadi dingin, "Aku berduka untuk Kerajaan Bintang karena memiliki seorang Pangeran sepertimu." ucap Rendi, matanya memancarkan penghinaan yang jelas.

Rose ikut menoleh kearah Fikry, "Aku bertanya-tanya apakah kau seorang Demon atau seorang pengecut?." cemoohnya.

Demon, Vampir, dan Werewolf selalu hidup di tengah kegelapan. Mereka memiliki kemampuan untuk melihat di tengah kegelapan. Itulah yang membuat Rose tidak paham dengan sikap Fikry yang memiliki ketakutan berlebih.

"Aku tidak peduli!. Gua ini sangat gelap dan itu menakutkan." balas Fikry tanpa tahu malu.

"Kau adalah aib bagi Bangsa Demon."

Fikry mencibir, "Kau juga merasa takut kan?. Lalu kenapa kau selalu menghinaku tanpa melihat dirimu sendiri!" ujarnya dengan kesal.

Senyum menghina di bibir Rose sedikit kaku. Itu benar, Ia juga merasa takut sehingga Ia tidak berani melepaskan tautan tangannya dengan yang lain. "Aku perempuan! Tidak aneh jika aku merasa takut bahkan jika aku memiliki darah Vampir. Tapi kau seorang Pria! Apa kau tidak merasa malu karena ketakutanmu yang berlebihan itu?." Rose mengangkat dagunya dengan tinggi membuatnya terlihat sombong dan menjengkelkan.

[END] The Cold PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang