Sebenarnya apa ini? Apakah itu disengaja atau hanya kebetulan?
Tapi apakah saat kebetulan itu terjadi berkali-kali bisa di sebut takdir?
☆☆☆"Aisshh, kenapa si Es itu belum selesai juga! Aku sudah lapar" Ungkap seorang pria dengan kesal.
"Aku masih mengantuk, kita baru sampai semalam dan hari ini harus masuk menerima materi! Melelahkan" Gadis berambut Orange menggerutu.
"Diamlah!"
"Bagaimana kita bisa diam! Sudah 45 menit kita menu---" ucapan pria itu terhenti.
Pintu kamar terbuka lebar, menampakkan sosok pemuda dengan tubuh kekar, rahang kokoh, hidung mancung, rambut birunya yang disisir rapi dan iris mata biru kelam. Dengan seragam atasan merah bercampur dengan corak Gold dan celana panjang warna silver di tambah dengan jas hitam.
Ciptaan yang sempurna.
"Aku pergi"
Karena terlalu terpukau mereka tidak menyadari bahwa sosok yang mereka kagumi telah keluar lebih dulu.
"Anggaaaa" teriak mereka secara bersamaan.
"Ck,dasar! Tidak tau terima kasih." gerutu pria yg berambut coklat.
"Sudahlah Fikry! Sebaiknya kita pergi saja"
Pria itu mendengus, kemudian mengikuti teman-temannya yg sudah berada di depan.
☆☆☆
Kantin yang semula ramai langsung berubah senyap saat kelima sahabat itu nampak berdiri di ambang pintu kantin.
Para gadis berusaha untuk menahan pekikkan mereka saat melihat para Pangeran kerajaan terbesar berada di depan mereka dengan tampilan yang sangat memuaskan mata.
Sedangkan para pria menatap kedua putri yang berada di tengah para pangeran itu. Tetapi tidak semua, karena yang lain lebih fokus mencuri-curi pandang ke arah gadis yang duduk di pojok sana.
Sedangkan gadis yang sedang mereka pandangi, sedang menatap dengan mata terbelalak ke sekelompok orang yang berdiri di ambang pintu itu. Disana! Orang yang sedang dia hindari sedang berdiri di depan matanya.
Angga dengan wajah datarnya sama seperti mereka bertemu kembali. Sama seperti Angga, fikry dan Rendy juga memasang wajah datar mereka. Lily dengan wajah tenangnya dan eum Rose dengan wajah biasa.
"Ck,Mereka lagi" Batin Meli
Dengan cepat dia menyamarkan auranya. karena dia tau, Fikry bisa mengenali aura. Soal penampilan, Meli yakin mereka tidak akan mengenali wajahnya.
"Ra, lihatlah itu para Pangeran yang sering aku ceritakan padamu. Yang berambut biru itu Angga dan yg coklat..."
"Diam" potong Meli
Clara mendengus kesal, tapi dengusan itu berhenti saat dia menangkap para pangeran itu sedang berjalan ke tempat mereka.
"Ara, katakan padaku kalau aku sedang tidak bermimpi bahwa pangeran itu sedang berjalan menuju meja kita" Ucap Clara dengan sedikit berbisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] The Cold Princess
FantasyFOLLOW SEBELUM MEMBACA! BELUM DI REVISI-! BEBERAPA CHAPTER MASIH MEMILIKI BANYAK KESALAHAN DALAM PENULISAN. MOHON PENGERTIANNYA. •••• Meli Amara, hidupnya yang dulu baik-baik saja berubah ketika ibu yang mengasuhnya meninggal membuat sosok Meli menj...