Pagi ini sangat cerah, secerah hati Pangeran pertama kerajaan Bulan. Bagaimana tidak? Perjuangannya untuk mendapatkan hati sang adik akhirnya tercapai.
Pangeran Azrin menoleh kesamping, mendapati wajah sang adik yang kini diletakkan dipunggungnya. Saat ini pangeran azrin tengah menggendong sang adik. Entah kenapa, adiknya itu tiba-tiba meminta untuk digendong hingga sampai diruang makan.
Pintu ruang makan terbuka, membuat mereka berdua menjadi pusat perhatian dari Ayah, ibu dan saudara mereka.
Raja dan Ratu tersenyum melihat Putra Sulung dan Putri Bungsu mereka nampak akur, sepertinya masalah mereka telah selesai.
Pangeran Aldo menatap Pangeran Azrin sengit, bahkan untuk mengusap wajah Meli dia belum bisa. Dan kini kakaknya itu berhasil menggendong Meli disertai dengan senyum puasnya. Membuat Pangeran Aldo ingin menyobek wajah songong itu.
Pangeran Alex masih dengan wajah datarnya tapi jika diperhatikan lebih dalam, terdapat kilat kecemburuan di iris mata hitam kelam itu. Aulia bisa melihat kilatan itu, kilatan yang dari dulu sangat ingin dia lihat.
"Kak, turunin" Ucapan Meli memecahkan keheningan yang entah kapan melingkupi ruangan itu. Dengan hati-hati Pangeran Azrin menurunkan Meli.
"Sebaiknya sekarang kita sarapan!" Ucap Raja saat Meli dan pangeran Azrin sudah duduk di tempatnya.
☆☆☆
Meli mendengus, saat ini dia sedang duduk diruangan yang penuh dengan buku. Sejauh mata memandang hanya ada rak yang penuh dengan buku. Perpustakaan.
Saat dia sedang mencari keberadaan Ronald, tanpa sadar kakinya melangkah keruangan ini. Dengan enteng kakinya melangkah kemudian duduk ditempat yang sengaja disiapkan untuk para pembaca buku. Tangannya terayun ke udara tidak lama sebuah buku melayang kearahnya. Yap, Meli mengambil buku secara acak.
Haap
Buku itu telah berada ditangannya, buku kusam dan penuh debu. Covernya berwarna coklat, diatasnya tertulis "Ramalan Sang Pembaca Takdir". Meli menekuk kedua alisnya, kemudian berdecak kasar karena menurutnya judul dari buku ini sungguh aneh. Perlahan dia membuka buku itu, membaca tulisan itu dengan tenang, hingga sesuatu menarik perhatiannya
" Langit gelap diterangi Bulan.
Dibawah sana, kumpulan orang menunggu waktunya.
Disaat Bulan itu berubah menjadi Biru.
Suara kesakitan memenuhi langit.
Geraman dan Auman memenuhi semesta.
Hingga Auman itu makin memekakkan telinga.
Saat tubuh berubah menjadi hewan berbulu.
Tubuh mereka kompak menuju kesuatu arah.
Bau harum memenuhi penciuman mereka.
Membuat mereka tanpa sadar menyakiti hati pasangan jiwa mereka.
Tujuan mereka hanya satu.
Menemui sumber bau itu.
Tanpa mereka tau, satupun dari mereka tidak akan mendapatkannya"
Meli semakin bingung, apa sebenarnya yang ingin disampaikan peramal ini?!
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] The Cold Princess
FantasyFOLLOW SEBELUM MEMBACA! BELUM DI REVISI-! BEBERAPA CHAPTER MASIH MEMILIKI BANYAK KESALAHAN DALAM PENULISAN. MOHON PENGERTIANNYA. •••• Meli Amara, hidupnya yang dulu baik-baik saja berubah ketika ibu yang mengasuhnya meninggal membuat sosok Meli menj...