Tragedi

8.4K 768 0
                                    

---

"Huuffttt"

Helaan nafas keluar dari mulut orang-orang yang ada di ruangan kaca itu. Mereka bisa bernafas lega. Ruangan kaca yang semula kosong tanpa benda apapun, kini penuh dengan benda-benda. Sofa terletak di ruang tamu, kursi dan meja teratur rapi di ruang makan.

Kamar mereka kini tidak kosong lagi, masing-masing memiliki ranjang king size, lemari, nakas, lengkap dengan meja rias, di ujung kamar ada sebuah kamar mandi.

Dapur telah di isi dengan peralatan untuk memasak. Dan juga sebuah kulkas di sudut ruangan. Listrik di Klan ini dikirim melalui udara. Jadi tidak penting rumah itu di bangun dimana, rumah itu tetap akan mendapatkan listrik.

Mereka mendapatkan barang-barang itu dengan bantuan kekuatan Meli, Kreasi. Meli mengubah ilalang menjadi barang-barang yang mereka butuhkan.

Sementara Rendy membantu dengan kekuatannya, Ahli Mesin. Sekarang BaseCamp mereka bukan hanya ruangan biasa, BaseCamp mereka dilengkapi dengan teknologi yang tidak kalah dengan teknologi kerajaan.

"Akhirnya selesai jugaaaa" Meli mendesis mendengar jeritan Lily yang berada di sampingnya.

"Sudah selesai?"

Pandangan mereka beralih, mendapati Aulia yang baru masuk. Aulia di tugaskan untuk meminta izin kepada orang tua mereka, karena beberapa hari kedepan mereka akan tinggal di BaseCamp.

"Sudah," Meli segera menghempaskan dirinya di sofa yang empuk. Saat ini tubuhnya butuh asupan, dari pagi ia belum sarapan.

Aulia, Rose, Lily, Rendy,dan Fikry segera menuju ruangan masing-masing. Sementara Meli masih duduk tenang di sofa sebelum orang itu merusak ketenangannya

"Eh, Princess es. Kamu sakit?" Meli memutar bola matanya, malas merespon ucapan pria bermanik mata biru kelam itu.

"Jika ada yang sedang berbicara harus di tanggapi jangan bersikap cuek, tidak sopan." Ujar Angga menekuk wajahnya kesal.

"Menjijikkan" Desis Meli yang langsung di hadiahi tatapan tajam dari Angga.

"Dasar Kulkas Berjalan" Desis Angga

"Liat cermin gihh" Balasnya.

Meli berjalan menuju dapur, meninggalkan Angga yang sedang mendengus kesal. Mengingat wajah kesal Angga sebuah senyuman kecil terukir di wajahnya namun ia segera mengganti ekspresinya saat melihat Lily dan Aulia di dapur.

"Melii" Lily tersenyum yang di sambut dengan wajah datar Meli. Dalam hati Lily ingin sekali mendumel tapi di tahannya karena bisa saja Meli membaca pikirannya.

"Masak apa?" Tatapan Aulia beralih menatap Meli yang juga membalas tatapannya untuk menunggu jawaban dari pertanyaannya.

"Rahasia" Meli mendengus, Itu bukan jawaban yang di harapkannya.

"Nah, karena Meli memiliki pekerjaan yang harus dikerjakan, bagaimana jika Meli mencari buah-buahan yang di dekat sini?" Meli ingin membantah tapi saat melihat wajah Lily yang penuh harap ia jadi tidak tega. Dan akhirnya mengangguk.

"Di temani Angga!" Baru saja Meli ingin membuka suaranya, "Jangan membantah!"

Mata biru Meli menatap Aulia dengan tatapan tajam. Sementara Aulia tersenyum tanpa dosa. Dengan rasa kesal yang di tahannya Meli berjalan menuju tempat dimana Angga berada.

Angga yang melihat Meli segera menetap ke arah lain. Meli menyengirtkan alisnya melihat tingkah Angga yang kekanak-kanakan.

Apa benar dia seorang pangeran?

[END] The Cold PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang