Rumah kaca itu sekarang tengah di kuasai oleh rasa cemas. Bermula saat Angga membawa Meli dengan keadaan yang kacau. Wajah Angga memiliki banyak lebam, Sementara Meli tidak sadarkan diri.Aulia dari tadi menangis di pelukan Rose. Sementara Fikry berusaha menenangkan Lily yang tengah merasa bersalah,karena dia yang menyuruh Meli untuk mencari buah. Sementara Angga membawa Meli ke kamarnya.
"Sudahlah, menangis adalah hal yang sia-sia. Semua sudah terjadi" Mereka menatap Rendy dengan tatapan sayu.
"Hikss semua ini salah aku hiks aku yang-- hiksss"
Lily menenggelamkan kepalanya di dada bidang fikry. Ia tidak sanggup untuk melanjutkan ucapannya.
"Ya sudah. Sekarang tebus kesalahan kamu!" Ucap Rendy.
Lily mengangkat kepalanya kemudian menatap Rendy, "Caranya?"
"Lily-ku sayang. Kamu punya kekuatan Healers, manfaatkan kekuatan itu." Seketika tangisan Lily berhenti.
Kenapa dia tidak mengingat fakta yang satu itu. Dengan cepat dia masuk ke dalam kamar Meli. Sementara mereka yang lain menunggu di depan pintu.
Lily mendekat ke ranjang yang kini tengah di tempati oleh gadis cantik. Kelopak mata yang di hiasi oleh bulu mata yang lentik itu seakan enggan untuk terbuka. Pandangan Lily beralih kepada pemuda yang kini membelakanginya. Lily tau Angga tengah khawatir dengan keadaan Meli.
"Angga"
"Hm"
Lily mendekat ke arah Meli. Kemudian duduk di sisi ranjang di samping Meli.
"Apa yang akan kau lakukan?" Tanya Angga tapi tatapannya tetap tertuju ke arah Meli.
"Aku ingin mengobati Meli. Sebaiknya kamu mandi dulu agar tubuh kamu menjadi segar, Keadaanmu sangat kacau" Angga menggeleng. Dia tidak ingin meninggalkan Meli, Meli menderita karena menyelamatkan nyawanya.
"Kamu tunggu di luar. Jika sudah selesai aku akan kasih tau" Angga Mendesah kemudian mengangguk lemah.
"Aku mohon, selamatkan Meli" Angga menatap Meli dengan tatapan sayu.
Lily tertegun, sikap Angga jelas sangat berbeda. Angga adalah orang yang tidak gampang menyerah dan dia pantang mengemis. Namun, apa itu? Ia memohon kepadanya?. Lily segera membuyarkan lamunannya.
Matanya menatap Angga kemudian tersenyum, "Pasti" Jawabnya dengan mantap.
Setelah Angga keluar, Lily mulai melancarkan aksinya. Telapak tangannya mulai mengeluarkan cahaya hijau. Lily mengusapkan tangannya di seluruh tubuh Meli. Seketika cahaya Hijau menerangi kamar Meli.
Sementara yang lain menunggu di depan kamar Meli, samar-samar melihat cahaya hijau itu. Meli membuat rumah ini dengan Kaca khusus. Mereka tidak bisa Melihat keadaan yang di dalam. Kecuali pemilik ruangan itu meng-nonAktifkan mode privasi.
Pintu kamar Meli terbuka. Wajah lesu Lily adalah hal yang pertama mereka lihat. Dengan cepat Fikry menopang tubuh Lily yang hampir jatuh. Dia kehilangan banyak Energi karena harus membagi energinya untuk Meli.
"Bagaimana keadaan Meli?" Aulia menatap Lily dengan penuh harap.
"Sebentar lagi dia akan sadar. Mungkin Malam ini" Mereka menghela nafas lega.
Dengan cepat Angga segera masuk kemudian duduk di samping Meli. Angga meraih tangan Meli dan menggenggamnya dengan erat.
"Meli bangun. Aku mohon,"
Genggaman tangan Angga semakin mengerat. Tanpa sadar ada sepasang mata yang melihat adegan itu dengan hati yang remuk. Dia tersenyum kecut, kemudian pergi dari tempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] The Cold Princess
FantasyFOLLOW SEBELUM MEMBACA! BELUM DI REVISI-! BEBERAPA CHAPTER MASIH MEMILIKI BANYAK KESALAHAN DALAM PENULISAN. MOHON PENGERTIANNYA. •••• Meli Amara, hidupnya yang dulu baik-baik saja berubah ketika ibu yang mengasuhnya meninggal membuat sosok Meli menj...