Pertempuran

5.2K 647 40
                                    

.
.
.
.

♡HappyReading♡

•••••

Langit telah berubah menjadi gelap, di ruang tengah rumah kaca tengah ramai akibat suara-suara yang saling bersahut-sahutan. Di antara keramaian itu sesosok gadis mengenakan gaun putih bersih tengah duduk dengan tenang tanpa terganggu dengan kebisikan itu.

"Meli aku berhasil!"

Suara Disa dengan nada senang tersebut berhasil mengambil seluruh perhatian. Mereka yang semula memperdebatkan sesuatu berhenti kemudian membuka mata mereka dengan lebar.

"Apa kau benar-benar berhasil?" Aulia yang pertama kali merespon dengan senang.

"Ya!" Disa mengangguk dengan tegas.

Senyum perlahan menghiasi wajah mereka. Berbeda dengan yang lain, Meli masih dalam keadaan tenang dan acuh tak acuh. Ia perlahan berdiri membuat mereka semua menatapnya.

"Bawa apa yang ingin kau bawa. Setelah selesai, kita akan berangkat."

Perintah mutlak itu terdengar. Dengan buru-buru mereka semua segera pergi ke kamar masing-masing untuk mengemas barang-barang mereka.

•••••

Pohon-pohon menjulang tinggi di malam hari tampak sangat menyeramkan di tambah saat ini mereka hanya mengandalkan cahaya bulan sebagai penerang membuat rasa takut sedikit menyelip di hati mereka.

Meli berjalan dengan angkuh, jubah putihnya melayang-layang kala angin menerpa, ada beberapa orang di samping dan belakangnya.

Mereka terus berjalan di antara pepohonan hingga langkah mereka terhenti kala sekelompok orang yang tiba-tiba muncul di depan mereka. Sekitar seratus orang berdiri di depan mereka dengan wajah tanpa ekspresi, orang-orang itu memancarkan aura membunuh.

Meli menatap orang-orang di depannya dengan tenang, wajahnya tidak menunjukkan ekspresi takut. "Berani menghalangi jalanku kalian semua pantas untuk... mati!"

Wajah orang-orang itu berubah gelap. Kekehan sinis terdengar dari orang yang berdiri di barisan paling depan. Bisa di pastikan dia adalah pemimpin dari kelompok itu. "Kami hanya mendarat di depanmu dengan tidak sengaja. Dan kau ingin membunuh kami?." sinisnya.

"Ya." balas Meli tanpa keraguan.

Wajah orang itu berubah dari gelap menjadi merah karena marah. "Kau terlalu melebihkan kekuatanmu, Nona."

"Bukan aku. Tapi tuanmu terlalu meremehkan kekuatanku."

Sejenak tubuh orang itu bergetar kala Meli menyebut tuannya. Matanya sedikit menyipit, mungkinkah gadis di depannya telah mengetahui siapa mereka?. Tidak! Itu tidak mungkin!. "Hmpp!. Aku harus menghargai Kesombonganmu yang setinggi langit. Namun, kesombonganmu membuatku ingin membungkam mulutmu untuk selamanya."

Mata gold Meli menyala dengan kilatan dingin. Dalam sekali pandang Ia sudah tahu orang-orang di depannya adalah suruhan musuhnya, Karisa. Keyakinannya semakin bertambah kala Ia menangkap makna dari ucapan Pria itu dengan jelas, orang-orang di depannya menginginkan kematiannya atau Karisa yang menginginkan kematiannya.

"Lakukan jika kau memiliki kekuatan yang pantas" sinar dingin di mata Meli menjadi lebih dingin.

Pemimpin dari orang-orang itu menggertakkan giginya dengan keras. Aura pembunuh yang Ia pancarkan semakin jelas. "Bunuh mereka! Jangan biarkan seorangpun lolos dari kematian! Aku menginginkan kepala mereka!"

[END] The Cold PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang