Hukuman

5.7K 775 17
                                    

Saya tau kalian tau bagaimana cara untuk menghargai Karya orang lain:)
.
.

•••

Meli mengamati tempat dimana ia berada, dalam sekali pandang ia tahu bahwa tempat ini adalah penjara kerajaan. Ia menyandarkan tubuhnya, bau amis tersebar diruangan ini namun tidak berpengaruh terhadapnya.

Dari arah samping dan depannya hanya terdapat sel yang berisi beberapa orang. Mereka terlihat lemah dan hanya bisa meringkuk disudut sel mereka.

Suara langkah kaki membuat Meli mengangkat kepalanya, menatap lurus kedepan. Seorang pria berhenti didepan sel Meli kemudian berjongkok menatap Meli dengan tajam. "Siapa kau?!" Sentaknya dengan tatapan menyelidik.

Meli mendengus dingin, "Apa urusanmu?" Sahutnya dengan acuh membuat Pria didepannya menggeram marah.

"Ck, ini adalah urusanku! Penghianat kerajaan adalah urusanku."

Sekali lagi Meli mendengus, penghianat kerajaan? Hei!, ia bukan penghianat dan lagipula ini bukanlah kerajaannya, bagaimana dia bisa menjadi penghianat?.

"Aku baru tahu jika melakukan kebaikan akan disebut penghianat. Lalu yang melakukan kejahatan akan disebut pahlawan? Begitu?"

Pria itu menyerngitkan alisnya, ia tidak mengerti apa yang dikatakan oleh gadis yang didepannya. Ia hanya diberi perintah oleh ayahnya untuk mengintrogasi gadis didepannya ini.

"Sekali penghianat tetap penghianat! Dan untuk penghianat tidak akan ada ampunan."

"Kau---"

"Kau akan dihukum mati didepan seluruh Peri!"

Meli menatap Pria itu dengan dingin, pikirannya kacau saat mendengar suara-suara para binatang patnernya yang tengah ber-adu argumen, didominasi oleh suara Witblue yang sedang menyumpahi Pria didepannya.

Dua orang Pengawal mendekati Pria itu kemudian menyampaikan sesuatu yang membuat Meli mengeraskan rahangnya, "Lapor Pangeran, para Peri telah berada di ruang eksekusi" Jelas salah satu Pengawal.

Pria itu, yang ternyata seorang Pangeran mengangguk, "Bawa dia" Perintahnya yang langsung dipatuhi oleh Pengawal itu. Dua Pengawal masuk kedalam sel kemudian mengangkat tubuh Meli, sementara Pangeran itu terbang didepan mereka.

Ruang eksekusi yang disebut lebih mirip dengan tribun yang sangat luas bisa menampung jutaan orang didalamnya. Di mimbar keluarga kerajaan, sang Raja dan Ratu telah duduk dengan tenang. Membuat para Peri tidak menimbulkan suara.

Meli dibawa masuk kedalam, kemudian kedua Pengawal membawa Meli ke tengah-tengah tribun. Para Peri menatap Meli dengan takjub, sayapnya yang indah dan juga dress selututnya yang berkualitas tinggi dan jangan lupa kulitnya yang putih bersih ditambah rambut silver yang tergerai berhasil membuat mereka terpesona dalam sesaat. Namun disisi lain mereka penasaran seperti apa wajah gadis itu? Kenapa ia memakai cadar?.

Raja berdiri dari kursinya, "Para Peri dan juga wargaku. Wanita didepan ini adalah penghianat! Dia berniat melakukan sesuatu yang merupakan pelanggaran besar! Membuat kami tidak punya pilihan lain selain memberinya hukuman mati!" Teriak Raja dengan lantang.

Meli yang sedang menunduk tersenyum dingin, ia merasa jijik saat dipaksa untuk berlutut didepan Raja yang menurutnya lebih menjijikkan dari apapun.

Kepala Meli mendongkak, sejenak matanya melebar saat melihat dua sosok yang ikut duduk di mimbar itu, salah satu diantara mereka menatap Meli dengan menyelidik sementara yang lainnya bersikap acuh seolah tidak tertarik dengan keadaan disekitarnya. 'Kak Alex? Kak Ronald?'

[END] The Cold PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang