Jangan sombong dengan gelar,jabatan, dan kekuasaan yang kau miliki. Karena semua bisa pergi meninggalkanmu sendiri dan akan menjadikanmu seperti upik abu
☆☆☆
Seorang gadis menelusuri koridor dengan langkah pelan, rambut silvernya sesekali terombang ambing mengikuti gerak kepalanya. Terdengar gerutuan kecil yang keluar dari bibir mungilnya.
Pikirannya melayang memikirkan kejadian yang terjadi di kelasnya. Dia merutuki kebodohannya karena masalah itu dia mendapat tatapan curiga dari Mr.Gavin dan yang lain.
"Bodoh!" Umpatnya.
Kakinya terus melangkah menapakki koridor yang sedang sepi. Karena saat ini jam istirahat, sudah di pastikan para siswa-siswi sedang berada di lantai empat yang tidak lain adalah kantin.
Meli mengerjapkan matanya, karena terlalu lama melamun sampai dirinya tidak sadar bahwa saat ini dia tengah menjadi pusat perhatian. Berdiri di tengah aula dan mendapat tatapan datar dari tiga gadis yang di depannya. Sementara yang lain menyingkir dan berbaris rapi di sisi kanan dan disisi kiri, sehingga tiga gadis itu dengan mudah melihat Meli.
"Siapa Kau!" Bukan, itu bukan pertanyaan melainkan tuntutan yang harus di jawab.
Meli hanya menatap mereka dengan tatapan datar. Apa pedulinya? Dia juga tidak tau kenapa kakinya menuju kesini. Padahal awalnya dia hanya ingin menuju kantin, bukan aula yang berada di lantai dasar.
"Apa kau tidak dengar?! Jawab aku!" Bentak Gadis berambut Merah dan beriris mata abu-abu sambil mengepalkan tangannya.
"Ck,membosankan" gerutuan Meli mendapat tatapan tidak percaya dari murid lain.
Astaga dia sungguh bodoh
Apa dia tidak tau siapa yang di depannya
Ini akan jadi seru
Meli tidak memperdulikan ucapan yang dia dengar. Tatapannya lurus tanpa ada rasa takut.
"Amaraaa"
Meli berbalik saat mendengar namanya di sebut. Pandangannya menangkap sosok Clara berlari ke arahnya. Di belakang Clara menyusul para 'MANTAN' sahabatnya. Ingat! Mantan! Pake Bold Mantan!
"Oh, Hai Princess Clara"
Clara tidak memperdulikan sapaan itu. Yang saat ini di pikirannya hanyalah sahabatnya. Sahabatnya ini masih baru disini jadi dia belum tau siapa gadis ular yang ada di depannya.
"Ck, kau masih sombong seperti dulu" gadis itu berdecih di susul oleh cekikan para temannya atau mungkin dayang?.
Meli hanya diam, sementara Clara sudah siap dengan ucapan pedasnya. Angga dan yang lain juga diam tidak menanggapi apapun.
"Dan kau! Eh siapa namamu? Ohiya Amara. Sepertinya kita perlu kenalan" Gadis itu tersenyum miring. Kemudian maju selangkah sehingga jaraknya dan Meli semakin dekat.
"Aku. Lorika. Oh lebih tepatnya Princess Lorika, dari kerajaan Utara" Ucapnya dengan bangga. "Dan ini, Vilo dan cesi. Mereka juga seorang princess".
"Oh" Lorika,Vilo dan Cesi ternganga mendapat jawaban sesingkat itu.
"Amara sebaiknya kita pergi dari sini. Disini membuatku Gerah!" Rose melempar sindirannya dengan nada mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] The Cold Princess
FantasyFOLLOW SEBELUM MEMBACA! BELUM DI REVISI-! BEBERAPA CHAPTER MASIH MEMILIKI BANYAK KESALAHAN DALAM PENULISAN. MOHON PENGERTIANNYA. •••• Meli Amara, hidupnya yang dulu baik-baik saja berubah ketika ibu yang mengasuhnya meninggal membuat sosok Meli menj...