Penyesalan

7.4K 731 4
                                    

"Kau memberi kesan pertama yang buruk, KAKAK"

☆☆☆

Ketiga Pangeran itu tertegun berusaha mencerna ucapan gadis cantik yang ada di depan mereka.

"Oh, sepertinya aku kurang sopan? Apakah aku harus mengenalkan diriku, Kakak?" Ucap Meli dengan senyum tipis tapi terdapat kilat amarah didalam matanya.

Mereka semua diam tidak ada yang berniat menanggapi ucapan Meli. Tatapan Meli beralih ke arah Villo dengan senyum miringnya dan tatapan kebenciannya.

"Baiklah. Perkenalkan Aku Meli Amara Queensia Alasta Ilard" Meli menunduk sopan layaknya seorang Putri.

Deeg

Jantung Azrin berpacu dengan cepat. Matanya menyiratkan penyesalan yang mendalam. Sementara Pangeran Alex terkejut tapi segera merubah ekspresinya dengan cepat. Lain dengan Pangeran Aldo yang menjadi lesu karena harapannya untuk menjadikan Meli sebagai istrinya pupus sudah.

"Kau..." Pangeran Azrin menelan salivanya susah payah "Adikku?"

"Tidak. Kau bukan kakaku" Ucapnya dingin. Tatapannya beralih ke arah Villo yang diam ketakutan.

Dengan langkah anggun Meli mendekati Villo sehingga wajahnya hanya beberapa senti dari wajah Villo. Tangannya mengangkat dagu Villo agar bisa menatapnya.

"Kenapa? Kau takut aku akan membongkar rencana busukmu?! Ha?!" Villo hanya diam, meratapi nasibnya yang sangat buruk. Meli berbalik menatap semua keluarganya.

"Aku memiliki kekuatan pembaca pikiran. Saat aku sampai disini, aku mendengar semua rencana yang direncankkan Princess Villo dalam pikirannya" Meli menyeringai saat Melihat Villo yang sudah pucat pasi.

"Tapi aku juga memiliki kekuatan itu, Meli. Kenapa aku tidak mendengarnya?!" Ucap Aldo dengan bingung.

"Mantra penghalang. Dia menggunakkan mantra itu untuk menghalang orang untuk membaca pikirannya. Tapi sayangnya itu tidak berlaku untukku"

"Kau mau bertunangan dengan Pangeran Azrin. Padahal kau sudah menemukkan matemu! Kau hanya menginginkan kekuasaan dan kepopularitas. Sungguh wanita yang buruk" Ungkap Meli dengan tatapan menusuk.

"Mate? Dia seorang WereWolf?" Pangeran Azrin menatap Meli menuntut jawaban.

"Dia seorang Half Witch-WereWolf" Balasnya

"Princess Villo! Saya kecewa dengan Anda" Suara tegas sang Ratu membuat Villo berkeringat dingin.

"Ma-Maaf" Hanya kata itu yang bisa dia ucapkan.

"Beruntung kau anak dari sahabatku jadi aku memaafkanmu. Sekarang aku minta kau keluar dari istanaku!" Titah Raja membuat Villo berjalan keluar dengan lesu. Sebelum dirinya keluar dari ruangan itu sebuah suara membuat hatinya terasa perih.

"Dan Aku membatalkan rencana pertunangan kita! Princess Villo" Tanpa menjawab Villo keluar dari ruangan itu dengan membawa rasa sakit dan rasa malu.

▪▪▪

Setelah kepergian Villo, Meli segera berhambur kepelukkan Sang Ratu.

"Bundaa, Meli merindukanmu" Ucapnya masih dalam pelukkan Ratu Elice.

Raja Erick dan Princess Aulia menatap itu dengan pandangan horor. Pasalnya Meli tidak pernah bertingkah seperti ini sebelumnya. Ah, ini sebuah kemajuan.

"Bunda juga merindukanmu,Sayang" Dengan senyumannya Ratu Elice mengusap rambut Meli dengan penuh kasih sayang. Meli melepas pelukkan Ratu Elice kemudian beralih memeluk Raja Erick.

"Aku merindukanmu ayah" Ucapnya membuat sang Raja terkekeh senang. Mengurai pelukannya kemudian mencium kening Meli dengan penuh kasih sayang. Aulia kemudian segera merampas Meli kemudian memeluknya untuk melepas rindu.

"Heyy, Adik kecil kau merindukan orang yang sudah pernah kau temui! Tapi tidak merindukkan kakakmu yang tampan ini?!" Pangeran Aldo tersenyum manis tapi dibalas Meli dengan tatapan yang dingin.

Seketika Pangeran Aldo cemberut membuat Raja Erick tertawa bahagia, sepertinya dia punya cara untuk membuat Aldo iri padanya.

"Meli, kenalkan mereka kakak-kakakmu" Ucap Ratu Elice.

"Kenalkan, Aku kakak ketigamu dan yang paling tampan. Pangeran Aldo Rowin Alasta Ilard"

"Kakak pertama, Pangeran Azrin Rowin Alasta Ilard" Pangeran Azrin tersenyum manis kemudian harus menelan kekecewaan saat Meli bahkan menatapnya hanya tiga detik

"Alex" Kali ini Meli menatap kakak keduanya itu dengan lama. Kemudian tersenyum miring.

"Ayah, Bolehkah Meli pergi ke kamar? Meli sangat  lelah" Ucapnya, Raja Erick mengangguk.

"Sayang, apa luka dibibirmu sudah tidak sakit?!" Ratu Elice menatap Putrinya dengan khawatir.

"Luka ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan luka dihati Meli,Bunda" Tanpa Meli sadari ucapannya Menohok hati kakak-kakaknya.

"Melii, kakak---" Ucapan Pangeran Azrin terhenti

"Pangeran Azrin! Terima kasih Atas Kesan pertamamu yang sangat Baik!" Ucapnya dengan sinis. Kemudian menghilang begitu saja menggunakkan kekuatan teleportasinya.

Pangeran Azrin langsung jatuh bertekuk lutut di lantai. Pupus sudah harapannya untuk memanjakkan adik bungsunya itu. Saat mendengar kabar Meli telah kembali ke kerajaan dia yang sedang memiliki misi kerajaan bersama kedua adiknya dengan cepat-cepat menyelesaikan misinya agar bisa bertemu dengan Adik bungsunya itu. Tapi dia sudah melukai hati gadis mungil itu.

"Arggghhh" Teriaknya Frustasi.

"Tenangkan dirimu pangeran Azrin. Kau tidak perlu menangisinya! Kau harus berusaha agar mendapatkan kembali hati Meli!" Ucap Raja Erick Berusaha menenangkan putranya.

"Sudah, sekarang pergilah ke kamar kalian!"

Pangeran Alex menyentuh pundak kedua saudaranya kemudian menghilang.

☆☆☆

[END] The Cold PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang