Kini seluruh Gadis-gadis dan Para Pemuda sedang berkumpul ditengah Alun-alun. Dimana tempat inilah adalah tempat yang mendapat sinar Bulan lebih banyak dibandingkan tempat lain.Para Raja dan Ratu serta orang dewasa berdiri tak jauh dari mereka. Menunggu Bulan diatas sana akan berubah menjadi Biru.
Meli mendongkak ke atas, menatap Bulan dengan penuh harap. Ia hanya berharap bahwa didalam tubuhnya hanya akan ada darah Witch Murni. Harapannya hanya sesederhana itu.
"Menghindar, heh?" Meli terhenyak, dengan cepat mata tajamnya menatap lima sosok disampingnya yang kini sedang menatap sendu dirinya.
"Melii, aku merindukanmu" Belum sempat Lily memeluk tubuhnya, Meli segera menghindar.
Lily menatap Meli dengan tatapan nanar. Perasaan bersalah mulai masuk kedalam hatinya. Perasaan yang beberapa bulan ini mencabik-cabik hatinya.
"Kamu berubah,Mel"
Rendy merasakan sesak saat mata itu menatapnya dengan dingin. Bahkan dulu tatapan itu masih memiliki sedikit kehangatan.
"Meli, Aku minta maaf. Aku menyesal"
Tidak ada jawaban. Meli seakan tuli untuk mendengar isakan dari Rose. Rasa kecewa telah membuatnya menjadi makhluk yang tidak berperasaan.
"Mel, Aku mohon jangan diam aja. Kamu yang hanya diam seperti ini membuat kami jadi merasa bersalah"
Meli bungkam tapi matanya menatap Fikry dengan dalam. Senyum miring tercetak diwajahnya.
"Siapa?"
"Apa?" Tanya Fikry dengan bingung.
"Kalian"
Ucapan dingin itu membuat mereka seakan dihantam oleh ribuan petir. Hati mereka sakit, lebih sakit dibandingkan kematian.
"Mel---"
"Meli, Ikut aku" Ucapan Angga terpotong dengan suara Pangeran Aldo yang tiba-tiba datang bersama Pangeran Alex.
Meli mengangguk berniat meninggalkan mereka tapi tangannya dicekal, dengan cepat Meli menepis tangan itu. Kemudian berjalan lurus tanpa peduli dengan tatapan sendu mereka.
"Aku peringatkan. Jangan pernah mendekati, Meli. Jika tidak ingin berurusan denganku."
Setelah mengucapkan itu, Pangeran Alex menghilang. Meninggalkan mereka yang tengah tertegun dengan hati yang terluka dengan dada yang penuh sesak dan penyesalan yang mendalam.
Suasana yang hening, mulai berubah menjadi ramai. Diatas sana Bulan perlahan mulai berwarna biru. Bagian Bulan yang berwarna biru masih dikatakan sedikit. Namun, raungan mulai terdengar menggelegar diseluruh Alun-Alun.
Sebagian dari mereka memegang dada mereka yang terasa terbakar. Tubuh mereka mulai menunjukkan tanda.
Randy meremas dadanya yang mulai terasa perih. Dadanya seakan dibakar menimbulkan rasa sakit yang teramat dalam.
Argghhhh
Teriakkan Rendy mampu membuat para raja yang asik bercerita kini menatapnya. Disana, Meli menatap Rendy dengan tatapan yang sulit di artikan.
Raja dari kerajaan meteor menatap Putranya dengan tatapan yang dalam. Kemudian senyum bahagia muncul diwajahnya. Anaknya ternyata mewarisi Gen miliknya.
Perlahan kuku tajam mulai muncul, gigi taring sebagai pelengkap. Rendy mulai mengerti, ternyata darah dalam dirinya lebih dominan darah dari sang Ayah. Meskipun merasa sakit, tidak dipungkiri bahwa dia merasa bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] The Cold Princess
FantasyFOLLOW SEBELUM MEMBACA! BELUM DI REVISI-! BEBERAPA CHAPTER MASIH MEMILIKI BANYAK KESALAHAN DALAM PENULISAN. MOHON PENGERTIANNYA. •••• Meli Amara, hidupnya yang dulu baik-baik saja berubah ketika ibu yang mengasuhnya meninggal membuat sosok Meli menj...