Miniatur

7.4K 823 3
                                    

Mentari mulai menampakkan wujudnya dari arah timur, cahayanya sedikit demi sedikit mulai menerangi langit yang masih sedikit gelap. Burung-burung mulai berkicau riang hingga menimbulkan melodi yang unik.

Penduduk Kerajaan Bulan mulai beraktifitas , para pedagang mulai menyiapkan barang dagangannya. Ibu-ibu rumah tangga berjalan menuju pasar dengan wajah yang gembira, saling mengobrol dan tertawa bersama. Anak-anak mulai bermain bersama, tawa bahagia mereka memenuhi pemukiman.

Suasana diluar tidak mengusik gadis berambut gold itu. Dengan tenangnya mata indahnya masih tertutup rapat.

Mata itu perlahan terbuka menampilkan iris mata berwarna silver, mata yang dapat membuat orang terpana sekaligus merasa terintimidasi dengan tatapan tajamnya. Dengan mengerjapkan matanya, gadis itu melempar tatapan tajam pada penyebab dia terbangun dari mimpi indahnya.

"Siapa yang menyuruhmu untuk menggangguku?!" Bentak gadis berambut gold itu. Yang dibentak bukannya takut malah mengangkat dagunya angkuh.

"Ck! Yang mulia raja menyuruhmu untuk ikut sarapan bersama" Jawab gadis itu dengan kurang ajarnya, dipunggungnya terdapat sayap biru yang indah.

"Katakan padanya aku tidak ikut, aku harus pulang ke Asrama" Dengan gontai gadis itu turun dari ranjangnya.

"Tidak perlu, Meli!. Sekolah diliburkan. Saat kau pergi kemarin malam terjadi insiden kebakaran di Asrama putra. Jadi pihak sekolah meliburkan kalian selagi Asrama putra diperbaiki"

Gadis yang tak lain adalah Meli itu berbalik, menatap Tinkerbell dengan tatapan menyidik. Kemudian tersenyum senang. "Baiklah, katakan pada ayah aku akan segera datang" Ujarnya kemudian pergi untuk melakukan ritual paginya.

30 menit berlalu...

Meli telah siap, kali ini dia menggunakan gaun khas seorang putri berwarna biru gelap dengan pita berwarna putih yang melingkari pinggangnya. Rambut goldnya dibiarkan tergerai dengan hiasan Tiara kecil di atasnya menambah daya tarik sendiri untuk sang Putri.

Baru saja pintu kamarnya terbuka, kini didepannya berdiri tiga pemuda yang tidak lain adalah kakaknya. Wajah yang semula biasa saja kini berubah menjadi datar dan dingin.

"Kenapa?" Ketiga Pangeran itu bungkam tapi mereka masih menatapnya. Meli berdehem membuat kedua pangeran gelagapan.

"Eh, itu.., Ayah menyuruhmu unt.."

"Aku akan kesana"

Pangeran Azrin menelan saliva dengan kasar saat ucapannya dipotong dengan tidak sopannya oleh gadis yang kini telah berlalu dari hadapannya.

"Kau harus sabar! Jangan menyerah!" Pangeran Aldo menepuk bahu sang Kakak, menyemangatinya agar mendapatkan maaf dari adik bungsu mereka. Pangeran Azrin hanya bisa menangguk lemah.

☆☆☆

Ruangan yang diisi beberapa orang terlihat hening, tidak ada yang mau membuka suara untuk sekedar memulai percakapan.

Beberapa pelayan berlalu lalang diruangan itu, membersihkan alat makan yang sudah selesai digunakan oleh keluarga kerajaan untuk sarapan. Keluarga yang tidak lain merupakan panutan dari seluruh Negri, Keluarga Kerajaan Bulan.

Meja makan itu kini telah bersih, membuat mereka bisa menatap satu sama lain dengan jelas.  Raja Erick duduk di tempat tersendiri, membuatnya bisa menatap seluruh keluarganya.   Ratu Elice duduk berhadapan dengan Pangeran Alex . Pangeran Aldo duduk Disamping Pangeran Alex, membuatnya berhadapan langsung dengan Pangeran Azrin. Disamping Pangeran Azrin duduk Princess Aulia yang berhadapan dengan Princess Meli.

[END] The Cold PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang