.
.
.
.
•HappyReading••••••
Sosok cantik terbaring di atas ranjang dengan mata tertutup erat. Sinar matahari menyinari kulit putihnya membuat sosoknya terlihat sangat cantik dan indah. Mengenakan jubah putih gadis itu seperti seorang Dewi yang tengah tertidur.
Ketika kelopak mata perlahan terbuka hal yang pertama ia lihat ialah punggung tegak yang familiar. Ia berusaha bangun namun sedetik kemudian ia meringis, ia lupa ia sedang terluka saat ini. Nampaknya lukanya cukup parah.
Pria yang sedang menatap keluar jendela segera berbalik setelah mendengar suara dari belakangnya. Raja iblis seperti biasa mengenakan topeng perak di wajahnya, matanya tenang tanpa jejak emosi saat ia bertanya dengan suara rendah, "Bangun?"
Senyum di wajah cantik gadis itu memudar secara perlahan. Walaupun ia merasa senang orang ini ada disini namun ia bisa melihat dengan jelas, di mata itu tidak ada emosi yang ingin di lihatnya. Ia segera menenangkan emosinya, "Ya. Kakak senior, terimakasih telah menjagaku."
Gadis cantik itu tidak lain adalah Bai Rouli, Putri lotus putih, Nona muda dari Sakte Barat. Wajahnya cantik dengan kulit halus membuat orang menatapnya seolah melihat ilusi yang tidak nyata. Suaranya jernih bagai air mengalir, matanya cerah seperti musim semi, rambut hitam dan panjang tergerai dengan indah, singkatnya kecantikan ini memang langkah.
Menghadapi pertanyaan gadis itu, Raja iblis sedikit mengangkat sebelah alisnya, "Baru datang." balasnya dengan acuh tak acuh.
Sedikit kekecewaan melintas di mata gadis itu, namun ia segera menekan kekecewaannya. Lagipula untuk dijenguk oleh Raja iblis sudah menjadi kejadian langkah, gadis lain tidak akan mendapatkan hal seperti ini, ia satu-satunya gadis yang diperlakukan dengan baik oleh Raja iblis. Setelah menghibur dirinya sendiri senyum di wajah Bai Rouli sedikit mengembang.
Keheningan terjadi beberapa saat hingga Yan Ge muncul di depan mereka. "Tuan," serunya seraya berlutut di depan Raja iblis.
Mata kelam Raja iblis menatap Yan Ge selama dua detik, "Hmm" gumamnya lalu berbalik tanpa menoleh kebelakang.
"Kakak senior, kau akan pergi?" keengganan terdengar jelas dari suara Bai Rouli namun Raja iblis tidak berhenti seolah-olah tidak mendengarnya.
Yan Ge merasa sedikit tidak enak, jadi ia menjelaskannya, "Tuan memiliki hal yang perlu diurus," ujarnya tersenyum sopan lalu segera keluar dari ruangan mengejar Raja iblis.
Alis Bai Rouli menyerngit namun ia hanya bisa memaklumi, lagipula Raja iblis memang memiliki banyak urusan. Oleh karena itu, ia hanya bisa menghela nafas dan menunggu Kakeknya untuk datang ke kamarnya.
*****
Di Sakte Tianqu, Meli baru saja membuka pintu kamarnya saat keributan telah terdengar dari bawah. Alisnya sedikit menyerngit, ia sedikit mempercepat langkahnya namun wajahnya masih tenang tanpa emosi.
Berjalan dengan tergesa-gesah tangannya tanpa sengaja menyentuh sebuah benda di lehernya. Ia menunduk hanya untuk melihat sebuah kalung dengan liontin giok yang diukir persis dengan totem Sakte Tianqu. Ia tersenyum kecil, ini pasti pemberian dari Tuan Qi.
Ketika tiba di lantai bawah suara sombong dengan arogansi yang kuat terdengar. Seorang pria tua dengan rambut putih berdiri di depan Tuan Qi dengan bangga sementara ekspresi para Penatua sedikit buruk. Di pintu masuk beberapa murid mengintip dengan diam-diam, sementara Aulia dan yang lainnya berdiri di belakang para Penatua.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] The Cold Princess
FantasyFOLLOW SEBELUM MEMBACA! BELUM DI REVISI-! BEBERAPA CHAPTER MASIH MEMILIKI BANYAK KESALAHAN DALAM PENULISAN. MOHON PENGERTIANNYA. •••• Meli Amara, hidupnya yang dulu baik-baik saja berubah ketika ibu yang mengasuhnya meninggal membuat sosok Meli menj...