"Bagaimana bisa?!" Suara Raja Erick menggema diruang Aula.Saat ini mereka sedang berkumpul di aula saat mendapat laporan bahwa kepala sekolah dari Academy CristalBall-tempat Meli bersekolah- ingin menemui Raja.
"Maafkan saya, Yang Mulia. Saya telah ceroboh, saya terlalu sibuk mengurusi asrama putra yang terbakar sehingga saya tidak menyadari CristalBall telah dicuri" Kepala sekolah menunduk dalam.
"Kau tau kan! Aku mempercayakan CristalBall untuk disimpan disekolah itu karena aku percaya kalian bisa menjaganya! Namun sepertinya aku salah, kalian sungguh tidak berguna!!" Raja Erick murka, CristalBall adalah harta yang sangat berharga bukan tidak mungkin jika ada yang akan memanfaatkannya untuk kepentingan sendiri.
CristalBall adalah bola kristal yang sangat berharga. Jika dilihat orang yang tidak tau apa-apa, mereka akan menganggap bola kristal itu adalah benda yang paling indah. Bagaimana tidak? Dalam satu bola terdapat banyak warna sehingga membuatnya terlihat bersinar dan cantik.
Namun, bagi yang tau apa sebenarnya CristalBall mereka akan mempertaruhkan nyawa untuk mengambil bola cantik itu. Warna-warni yang ada di bola itu adalah semua elemen. Bola kristal dibuat oleh para pemilik elemen dengan tingkat 'S' tinggat terkuat. Bisa dipastikan siapa yang akan memiliki Bola itu, maka akan sangat berkuasa. Bahkan dia bisa membangun sebuah negri dengan kristal itu.
"Tenanglah Ayah" Aulia menggenggam tangan sang Ayah. Saat ini Ratu Elice sedang tidak ada diistana.
"Bagaimana Ayahmu ini bisa tenang, Nak. Bola kristal itu sangat berharga. Dan sekarang entah ditangan siapa Bola kristal itu" Ujar Raja dengan lesu.
"Jika itu yang membuat Ayah khawatir, Putrimu ini akan membantu Kepala sekolah untuk mendapatkan kembali Bola Kristal itu" Semua mata kini tertuju ke sosok gadis berambut Silver.
"Tidak"
"Tapi--" Meli ingin membantah namun perkataan selanjutnya membuatnya berpikir keras mencari cara lain agar dia di ijinkan.
"Sekali tidak tetap tidak" atmosfer diruangan itu terasa dingin bahkan lebih dingin dibandingkan badai salju.
"Aku tetap akan pergi! Dengan atau tidak ijin dari kakak!" Aura ketegasan Meli membuat mereka tersenyum.
"Kau lupa siapa aku, Meli" Pria berdarah dingin itu menatap Meli dengan tajam, "Jangan lupakan aku memiliki kekuasaan dikerajaan ini" lanjutnya.
"Dan jangan lupakan Putri Mahkota ini juga mempunyai hak yang sama denganmu Pangeran Mahkota" Meli sengaja menekan ucapannya agar membuat Kakaknya sadar bahwa posisinya saat ini sama dengannya.
"Aku meminta izinmu, Ayah" Meli membungkukkan badannya, "Aku memberikanmu izin, Anakku" Balas sang Raja.
☆☆☆
Academy CristalBall mendadak heboh saat kedatangan tamu yang begitu spesial. Mereka menunggu kedatangan para tamu itu dengan antusias, rasa penasaran timbul dihati mereka.
Tidak hanya para siswa, guru-guru bahkan Kepala sekolah juga terlihat sangat sibuk. Mereka berdiri didepan gerbang utama Academy. Menantikan tamu spesial itu dengan wajah berbinar.
Sementara itu......
Mata Gold Meli menatap gerbang besar didepannya. Disampingnya berdiri beberapa orang yang juga menatap kedepan. Helaan nafas Meli terdengar membuat mereka semua menoleh ke arahnya.
Matanya menatap dua pria yang ada disampingnya, "Kenapa kalian ikut?!"
"Terserah aku"
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] The Cold Princess
FantasyFOLLOW SEBELUM MEMBACA! BELUM DI REVISI-! BEBERAPA CHAPTER MASIH MEMILIKI BANYAK KESALAHAN DALAM PENULISAN. MOHON PENGERTIANNYA. •••• Meli Amara, hidupnya yang dulu baik-baik saja berubah ketika ibu yang mengasuhnya meninggal membuat sosok Meli menj...