.
.
.
.
•Happy Reading••••••
Satu minggu telah berlalu setelah kejadian itu. Festival Sakte yang seharusnya menjadi ajang perlombaan antar Sakte harus dibatalkan akibat kekacauan di malam perjamuan. Karena situasi ini acara perlombaan terpaksa di batalkan.
Sebagai permintaan maaf, Tuan Qi mempersilahkan semua orang untuk tetap tinggal di Sakte Tianqu selama beberapa hari dan tidak akan ada yang mendesak mereka untuk pergi.
Para pengunjung dengan senang hati menerimanya, lagipula mereka sangat tertarik dengan kehidupan di Sakte Tianqu, malam hari yang indah dengan bola-bola cahaya yang berbagai macam warna dan juga banyak bunga-bunga langka yang bisa dilihat kapan saja.
Respon yang baik membuat Tuan Qi dan para Penatua menghela nafas lega. Di ruang pertemuan Tuan Qi sedang berdiskusi dengan Dekan yang lainnya.
"Apakah kalian nyaman tinggal disini? Jika kalian ingin tinggal selama beberapa hari lagi, Dekan ini tidak akan keberatan."
Dekan Xiao mengangguk, "murid-murid saya sangat terkesan dengan Sakte Tianqu jadi kedepannya saya akan merepotkan Anda, Tuan Qi."
"Tidak masalah."
"Namun satu minggu telah berlalu, saya khawatir mereka akan ketinggalan pelajaran jadi apakah boleh...," Dekan Shi sedikit ragu-ragu untuk melanjutkan.
Bagaimana bisa Tuan Qi tidak mengerti kelanjutan ucapannya. "Biarkan mereka untuk belajar bersama dengan murid-murid Sakte Tianqu." ujarnya dengan murah hati.
Senyum lebar segera menghiasi wajah para Dekan. "Terimakasih Tuan Qi!" seru mereka dengan tulus.
Tuan Qi mengangguk lalu melirik pria tua yang telah berdiam diri. Ia menghela nafas pelan, "Bai Zhu, walaupun cucu perempuan Dekan ini melukai cucumu namun cucumu juga melukai temannya. Dekan ini berharap kau bisa merenungkannya, cucumu salah dan cucu perempuan Dekan ini juga bersalah, jangan ada dendam di masa depan."
Seolah belum cukup, Tuan Qi segera menambahkan, "namun jika di pikir-pikir itu salah mu, sebagai seorang kakek kau bahkan tidak bisa melatih cucumu dengan benar dan hasilnya cucumu kalah telak di tangan cucuku." ucapannya membuat Dekan lain berkeringat dingin, mereka tidak tahu apakah akan terjadi pertumpahan darah atau tidak.
Dekan Bai mencibir, ia tahu itu, pria tua busuk ini tidak akan pernah melepaskan kesempatan untuk mengejeknya jika ada peluang. Namun ia tetap menyetujui apa yang Tuan Qi katakan sebelumnya. Lagipula dia telah hidup selama beberapa dekade dan telah melewati ribuan masalah.
Dia menghela nafas, cucu perempuannya tampak tenang di permukaan namun dia yang paling tahu cucunya sebenarnya orang yang arogan dan impulsif.
"Mm, mengerti."
Bai Zhu melirik pria tua itu dengan tenang. Semua orang tahu dia dan Tuan Qi memiliki konflik yang tak ada habisnya. Namun sebenarnya tidak seberat itu, mereka saling membenci namun jika sesuatu terjadi kepada salah satu dari mereka maka yang lainnya akan memberi nasihat, namun nasihat mereka akan terlihat seperti cemoohan di depan orang lain karena itu banyak yang menyangka mereka saling membenci sampai mati.
"Lalu bagaimana rencanamu?"
"Membawa Bai Rouli kembali ke Sakte Barat, mencari cara bagaimana untuk menyembuhkan lukanya."
Mengingat luka Bai Rouli aula menjadi hening. Sudah seminggu namun Bai Rouli belum sembuh, darah itu masih menetes dari pori-pori tubuhnya seolah tidak akan pernah berhenti, yang lebih aneh tubuh Bai Rouli seperti tidak kekurangan darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] The Cold Princess
FantasyFOLLOW SEBELUM MEMBACA! BELUM DI REVISI-! BEBERAPA CHAPTER MASIH MEMILIKI BANYAK KESALAHAN DALAM PENULISAN. MOHON PENGERTIANNYA. •••• Meli Amara, hidupnya yang dulu baik-baik saja berubah ketika ibu yang mengasuhnya meninggal membuat sosok Meli menj...