Pangeran Alex tiba di ruang Aula, ruangan ini diterangi oleh sinar rembulan yang masih berwarna biru. Baru saja kakinya melangkah, suara gaduh dibelakangnya membuatnya refleks berbalik.
Para Raja dan Ratu hanya bisa tersenyum canggung saat mendapat tatapan dingin dari pria yang didepan mereka. Kegaduhan yang terjadi akibat pendaratan mereka yang tidak stabil sehingga tubuh mereka tidak seimbang dan refleks menjerit.
"Pangeran sebaiknya anda membawa Putri ke kamarnya" Suara lembut Ratu Anjani memecahkan keheningan.
Belum sempat menjawab, Pangeran Alex merasakan makhluk didekapannya bergerak. Tidak lama dari itu, tiba-tiba saja sinar rembulan seakan memenuhi ruangan ini.
Makhluk itu melayang ke atas dan perlahan berubah menjadi sosok perempuan. Meli. Itu adalah Meli, tapi bedanya kulit Meli yang dulu putih dan halus kini nampak lebih bersinar. Bulu matanya lebih lentik dan jangan lupakan Rambut yang semula berwarna gold digantikan dengan rambut Silver.
Seketika Pangeran Angga dan yang lain tercekat. Mereka mengenal gadis itu, gadis itu adalah gadis yang satu sekolah dengan mereka.
"Amara" Lirihan itu meluncur begitu saja dari mulut mereka.
Meli membuka matanya perlahan walaupun buram dia masih bisa mengenali siapa yang ada dibawah sana. Tatapannya mulai memberat seakan ingin menenggelamkannya dalam kegelapan yang abadi.
"Kak Alex"
Lirihan itu bersamaan dengan jatuhnya Meli kedalam dekapan Pangeran Alex. Meli yang masih berusaha untuk mempertahankan kesadarannya menenggelamkan wajahnya diceruk leher Pangeran Alex.
"Aku tidak kuat" bisikan itu mampu membuat jiwa pangeran Alex seakan ingin meledak, "Kau harus kuat!" Ujarnya namun sayangnya Meli telah ditelan kegelapan.
☆☆☆
Meli membuka matanya, matanya yang tajam menelisik tempat yang tidak dikenalnya. Dia tidak berada dikamarnya, namun tempat apa ini?
Tempat ini indah. Ralat, sangat indah. Bunga-bunga tumbuh subur dan ada dimana-mana. Sungai didepannya sangat jernih dan lagi banyak pohon yang berbuah disini.
"Tempat apa ini?"
Meli bangkit kemudian berjalan untuk mencari tau tentang tempat ini. Merasa usahanya sia-sia akhirnya dia mendekat ke salah satu pohon, mengusapnya pelan.
"Apakah kau tau tempat apa ini?" Tanyanya sambil mengusap batang pohon itu.
"Arah utara, kau akan mengetahui segalanya" Jawab pohon itu. Meli mengucapkan terima kasih kemudian segera pergi kearah utara.
Jangan lupakan jika Meli penguasa segala elemen dan kekuatan. Bukan hal sulit untuknya mengendalikan tumbuhan dan berbicara dengan mereka.
Meli berjalan ke arah utara sampai matanya menemukan seorang wanita yang duduk di ayunan dengan posisi membelakanginya. Wanita itu sepertinya asik menatap hamparan bunga Lavender didepannya.
"Ehem, permisi" Suara Meli berhasil membuat wanita itu menoleh ke arahnya.
"Ah. akhirnya kau datang, sayang" suara lembut itu mengalun dengan indah.
"Maksud anda?"
"Kesini, mendekatlah"
Dengan ragu Meli mendekat kearahnya. Wanita itu meminta Meli duduk disampingnya. Setelah itu hanya ada keheningan.
"Aku sudah lama menunggumu" Keheningan menghilang, Meli segera menatap Wanita didepannya ini.
"Kenapa menungguku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] The Cold Princess
FantasyFOLLOW SEBELUM MEMBACA! BELUM DI REVISI-! BEBERAPA CHAPTER MASIH MEMILIKI BANYAK KESALAHAN DALAM PENULISAN. MOHON PENGERTIANNYA. •••• Meli Amara, hidupnya yang dulu baik-baik saja berubah ketika ibu yang mengasuhnya meninggal membuat sosok Meli menj...