Keputusan

5.1K 622 35
                                    

.
.
.
.

♡HappyReading♡

•••••

Langit masih nampak gelap. Di luaran sana masih banyak hewan-hewan ajaib berkeliaran. Dari rumah kaca dapat di lihat pemandangan di luar dengan jelas.

Mata itu perlahan memgerjab kemudian terbuka. Pemandangan kunang-kunang berterbangan adalah hal yang pertama kali Ia lihat. Merasakan dekapan hangat, Ia mengadah, mendapati wajah tampan dengan mata yang tertutup. Tubuhnya menegang. Hal yang Ia takuti ternyata terjadi.

Meli merasakan perasaan gelisah di hatinya. Ia merasa tidak nyaman. Bukan karena dekapan hangat itu, melainkan sesuatu yang mulai tumbuh besar di hatinya.

Pangeran Alex masih berusaha mengirimkan energi ke arah Meli, namun tiba-tiba berhenti kala Ia merasakan gerakan dari gadis yang ada di dekapannya. Perlahan Ia membuka matanya mendapati mata gold yang juga memandangnya.

"Kenapa kau disini?"

Alis tebal itu menyerngit kala mendapat pertanyaan yang tidak Ia harapkan. Mata hitam kelam membalas tatapan penasaran yang di pancarkan oleh mata gold.

"Apa itu salah?." jelas Ia bingung setelah mendapat pertanyaan itu. Tidak biasanya Meli bertanya seperti itu.

Meli bangkit dari ranjang. Sepertinya metode penyembuhan Pangeran Alex sangat efektif, tubuhnya terasa lebih bertenaga.

Melihat Meli bangkit, Pangeran Alex juga ikut bangkit. Ia berdiri di depan Meli dengan wajah datar namun tidak memungkiri bahwa hatinya sedang bingung dengan sifat Meli yang tiba-tiba berubah.

"Kak Alex... " dengan ragu Meli mengangkat kepalanya, menatap mata kelam itu dengan pandangan yang tidak bisa di artikan, "Mari kita hentikan semua ini," lirihan pelan dan tenang itu mampu membuat Pangeran Alex membeku.

Menyadari bahwa Pangeran Alex belum menangkap apa yang Ia maksud. Ia menghela nafas pelan. "Kau tahu? Sikapmu yang selalu baik dan mementingkanku membuat perasaan aneh itu masuk ke dalam hatiku. Namun... " lagi-lagi Ia menjeda ucapannya.

"... kita tidak bisa bersatu."

Sontak mata hitam kelam itu semakin gelap. Tubuhnya memancarkan aura dingin membuat orang-orang yang berada di ruang kaca merasa tertekan. Meli tidak terpengaruh, Ia masih berdiri tegak dengan mata tegas dan wajah datar.

"Lalu?" setelah lama terdiam akhirnya Pangeran Alex membuka suara.

"Aku minta jauhi aku. Jangan lagi peduli padaku, dengan begitu perasaan itu akan hilang dengan sendirinya." Meli berkata dengan tegas.

Pangeran Alex menatap mata Meli dengan dalam berusaha mencari rasa ragu di dalamnya sayangnya yang Ia temukan hanyalah tekad dan ketegasan.

"Jika aku menolak?" tantang Pangeran Alex dengan wajah dingin.

Sejenak perasaan ragu melintas di mata Meli namun dengan cepat Ia menekannya, memandang Pangeran Alex dengan wajah yang penuh tekad.

"Kau selalu menuruti permintaanku. Dan ini adalah permintaan terbesarku." Meli menutup matanya. "Menjauhlah dariku. Aku mohon,"

Setelah ucapan itu menggema di ruangan, rasa sakit menerpa kedua hati orang itu. Namun, salah satu hati lebih hancur di banding yang lain.

"Baik."

Jawaban singkat dari Pangeran Alex membuat hati Meli seperti di remas oleh tangan yang tak kasat mata. Hatinya sakit namun Ia tidak mengatakan apa-apa.

[END] The Cold PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang