Meli menatap dirinya dicermin. Rasa heran menjalar dihatinya. Bagaimana bisa wajahnya sedikit berubah, wajahnya terlihat lebih bersinar begitupun tubuhnya. Mata silvernya kini menjadi gold dan Rambut Goldnya menjadi Silver. Penampilannya seperti ini mirip dengan penampilannya saat menjadi Amara.
Meli menghela nafas kemudian berjalan keluar menuju ruang makan. Saat tiba didepan pintu ruang makan telinganya bisa mendengar jelas suara canda tawa didalam. Prajurit didepan pintu mengumumkan kedatangan Meli membuat mereka berhenti tertawa.
Meli masuk dengan tatapan dinginnya. Tatapan itu bertambah dingin saat matanya melihat tempat duduknya yang berada disamping Pangeran Alex telah terisi. Meli menatap tepat dimata orang yang telah 'mengambil' tempat duduknya.
"Queen, duduk disamping kakak"
Meli duduk diantara Pangeran Aldo dan Angga. Angga tersenyum ke arah Meli dibalas dengan anggukan singkat. Meli diam tidak memperdulikan seseorang yang kini menatapnya intens.
"Silahkan makan" Raja Erick mempersilahkan mereka untuk menyantap hidangan yang ada didepan mereka.
"Tunggu--" Acara makan bersama terpaksa ditunda saat Raja Julio membuka suaranya.
"Ck, ada apa ayah?. Putrimu ini sudah sangat lapar" Dengus Lily.
"Ck, aku hanya ingin bertanya. Makan bersamanya dalam mode apa?"
"Mode? Makan juga harus menggunakan mode, ya?" Raja iksan menanggapi dengan sarkas.
"Mode kekeluargaan, tanpa ada tatakrama. Makan dengan canda tawa tanpa ada keheningan" Ratu Elice memberikan saran dan langsung disetujui.
"Baiklah. Kalau begitu silahkan makan" untuk kedua kalinya Raja Erick membuka acara makan bersama.
"Yeeeee" Sorak kebahagiaan dari Aulia, Lily dan Rose memenuhi ruangan itu membuat yang lain tertawa kecuali beberapa orang.
"Kenapa tidak makan?" Meli menoleh ke arah Angga kemudian mengangkat bahu.
Bagaimana dia bisa makan? Dihadapannya wanita ular itu sedang menunjukkan perhatiannya kepada kakak keduanya. Dengan tampang lembutnya perempuan itu mengisi piring pangeran Alex dengan berbagai makanan.
"Aku tidak ingin makan" Balasnya
"Makan sedikit saja, ya?" Angga berusaha membujuk Meli ia tidak ingin gadis itu jatuh sakit.
Meli tetap menggeleng. Baiklah! Angga akan menggunakan cara terakhirnya. "Makanan apa yang kau inginkan?" Ucapan itu membuat Meli menatap mata Angga.
"Kau yakin ingin tau?" Angga mengangguk pasti.
"Aku ingin---" Meli menatap ke arah Pangeran Alex sebentar, kemudian menatap Angga. "Aku ingin makan BlackRise" baru saja Meli menyelesaikan ucapannya.
Uhuuukkk
Uhuuukk
Suara batuk Pangeran Aldo membuat mereka semua menoleh ke arahnya. Tanpa memperdulikan mereka, Pangeran Aldo memilih melihat ke arah Meli.
"Aku tidak salah dengar? Queen ingin makan BlackRise?"
"APA!!" Teriakkan dari mereka membuat Meli meringis, telinganya sakit mendengar teriakkan yang begitu kencang.
Angga mengelus telinga Meli dengan lembut walaupun tubuhnya merasa menggigil karena mendapat tatapan seseorang yang seperti ingin membunuhnya.
"Kau ingin makan itu?" Tanya Angga dengan lembut, Meli mengangguk dengan polos.
"Ingin yang padat atau cair?" Meli terlihat berpikir sejenak, "Emm, dua-duanya" Angga terkekeh kemudian mengelus kepala Meli.
"Baiklah" Ucapan itu berhasil membuat mata Meli berbinar, "Terima kasih" ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] The Cold Princess
FantasyFOLLOW SEBELUM MEMBACA! BELUM DI REVISI-! BEBERAPA CHAPTER MASIH MEMILIKI BANYAK KESALAHAN DALAM PENULISAN. MOHON PENGERTIANNYA. •••• Meli Amara, hidupnya yang dulu baik-baik saja berubah ketika ibu yang mengasuhnya meninggal membuat sosok Meli menj...