.
.
."Kalian pada kenapa sih? Mana sikap waspada kalian yang dulu?"
.
.
.Diam.
Semenjak kepergian Aletta suasana ruang OSIS hanya di selimuti keheningan. Tak ada yang berniat untuk membuka pembicaraan. Efek yang di tinggal kan oleh Aletta berhasil membekukan suasana walaupun ia sudah tidak ada lagi di ruangan ini.
Ting...
Suara dentingan pulpen bertemu dengan meja berhasil memecah keheningan.
"Jadi gimana?" Mulai Nazwa sembari menoleh kearah cowok yang sedari tadi hanya menatap lurus kedepan.
"Ya ga gimana-gimana Wa" celetuk Marvel. Padahal pertanyaan itu tidak untuk nya.
Nazwa meraih buku kecil dan pulpen nya "au ah gue kelas dulu. Kalo perlu bantuan gue, ntar panggil aja!" Setelah nya, Nazwa pun pergi dari ruangan itu hingga menyisakan 4 orang cowok disana.
Hening.
Lagi dan lagi suasana kembali hening. Daniel yang tak tahan lagi dengan keheningan ini, berusaha memutar otak mencari topik pembicaraan yang dapat mencairkan suasana sekarang ini.
"Ar" panggil Daniel memulai nya.
Yang dipanggil menoleh "hm"
"Tadi ngapain lo ke ruang kepsek?" Tanya Daniel yang memang kepo dengan hal itu.
Arkan Keano Xavier. Cowok tampan yang memiliki kepribadian tidak bisa di tebak. Maksud nya? Tidak ada orang yang bisa mengetahui kepribadian nya jika belum masuk kedalam zona Arkan sendiri. Apakah Arkan cowok misterius seperti yang ada di novel-novel? Tergantung sudut pandang orang yang menilai nya. Apakah dia berbahaya untuk di dekati? Tentu tidak, hanya saja kata 'tidak' bisa mendadak berubah menjadi kata 'ya' jika dia berhadapan dengan orang yang salah.
Arkan, cowok yang termasuk dalam deretan siswa genius di Green High School. Karena itu lah, ia di percaya sekolah untuk menduduki bangku Ketua OSIS. Semua lomba akademik di sapu bersih Arkan dengan mendali emas. Begitu pun dengan lomba non-akademik. Hari-hari Arkan hanya di penuhi dengan belajar, belajar, dan belajar.
Membosankan.
Memang, hanya saja Arkan melakukan itu semua untuk menutupi sebuah kesalahan, untuk menutupi sebuah kegusaran, untuk menutupi sebuah penyesalan. Tidak ada salah nya seseorang berubah, bukan?.
Marvel Reynaldo, cowok temperamen yang sangat sulit mengendali kan emosi nya sendiri. Ia sering kali terpancing oleh sesuatu yang berujung buruk pada nya. Marvel selalu gegabah mengambil sebuah keputusan hingga kekacauan sering kali terjadi.
Namun, setiap orang memiliki plus dan minus, karena postur tubuh tinggi dan lengan yang berotot serta bahu yang lebar Marvel juga lah semua anggota OSIS one time ketika melaksana kan tugas yang di berikan Arkan. Marvel sendiri menduduki posisi sebagai Ketua Seksi Keamanan Acara.
Zyan Adelo Clavis, cowok logika yang apa apa selalu berfikir dengan logika dan selalu berfikir 100× sebelum ia mengambil keputusan. Karena kepribadian ini lah Zyan di percaya untuk menduduki posisi sebagai Wakil Ketua OSIS karena kebijaksanaan nya.
Bukan hanya itu, Zyan termasuk deretan most wanted yang banyak di sukai oleh para gadis-gadis di sekolah ini. Wajah tampan dengan kulit putih bersih, tubuh tinggi yang menawan, bibir pink alami yang menguji iman. Zyan bak malaikat yang tersesat di dunia. Namun, walaupun dia termasuk cowok sempurna, mulut nya yang pedas seperti cabe rawit itu membuat ciwi-ciwi pada kecot di dekat nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aletta Story
Teen FictionAletta V, gadis yang menyandang gelar 'Dewi Pencabut Nyawa'. Gelar itu sudah melekat pada diri nya semenjak ia menduduki bangku SMP. Tak seorang pun yang berani mendekat untuk menjadi teman Aletta. Sedangkan gadis pemilik tatapan dingin itu pun, jug...