[ 62 ] Finished

336 15 4
                                    

Hello everyone🤗

Maaf banget ya, baru bisa up nya sekarang.  Sebenarnya, part ini udh setengah siap dari lama, tapi karena lagi sibuk ngurus masuk kuliah di tambah lagi tugas-tugas yang banyak bikin nggak bisa lanjutin ngetik. Mohon pengertian nya, maaf🙏

Tapi, terimakasi buat yang masih setia nantiin update-an cerita ini. Terimakasi banyak💌

Jangan lupa di share ke teman-teman nya😉

Kalau ada typo, tolong di tandai aja!

Enjoy😘

÷÷÷

.
.
.

"Di tinggal. Bukan. Diterlantarkan. Itu baru tepat."

.
.
.

Sirine polisi bagaikan alunan suara kematian bagi seorang penjahat, ingat! hanya untuk penjahat!. Merampok, menculik, pelecehan dan hal-hal bejat lainnya akan mereka tinggalkan untuk bisa kabur dan menjauh dari suara bak malaikat maut itu.

Di saat jiwa dan raga itu mulai lelah dan putus asa, di saat itu pula lah semua nya seperti keajaiban yang tiba di akhir pertempuran. Suara sirine polisi seperti terompet pengakhiran sebuah perang. 

Suara itu kini memenuhi setiap penjuru Green High School. Sorak tak percaya menggema bagaikan alunan musik. Gelengan tak menyangka, mata yang membulat sepenuh nya, bahkan mulut yang terbuka sekarang di tunjukkan oleh setiap murid yang melihat pada satu arah.

Di saat jam pelajaran tengah berlangsung, tanpa tahu apa yang terjadi, mereka semua di kejutkan dengan kedatangan 5 mobil polisi yang mengepung sekolah. Seragam coklat dan pistol di saku samping nya, mulai berkeliling memutari setiap koridor Green High School.

Semua tegang, bisik-bisik bingung menggema mempertanyakan kedatangan mereka yang berbaju coklat itu. Tak sengaja melihat kearah luar, salah satu murid menangkap dari penglihatan nya sesuatu yang bahkan lebih mengejutkan dari pada mendapatkan nilai nol di ujian harian.

"Woii ada yang di tangkep!!."

Mendengar teriakan itu, mereka semua berbondong-bondong keluar kelas, melihat siapa yang di maksud.

Aletta yang merasa terganggu dengan kebisingan sekitar, terpaksa mengangkat wajah nya yang tadi nya ia benamkan di dalam lipatan tangan, atas meja.

Gadis itu melihat panjang kearah luar kelas yang kini ramai di isi oleh siswa/i kepo. Aletta yang sedari tadi menggunakan aerphone di kedua telinga dengan volume full mulai perlahan melepas benda tersebut.

Jantung Aletta sedikit berdegup mendengar keras nya suara sirine polisi di sekitar nya. Sedikit merasa penasaran, Aletta bangkit dari duduk, mengayunkan kaki nya kearah luar.

Jleb.

Jantung Aletta berhenti berdetak persekian detik, tubuh nya kaku tak bisa di gerakkan. Earphone yang ada di tangan nya ia genggam kuat saat manik mata nya tak sengaja beradu langsung dengan manik mata dingin Leo.

Seumur hidup Aletta, baru kali ini ia merasakan terintimidasi oleh sorot mata seseorang dan itu semua membuat dirinya menahan napas.

Aletta menurunkan pandangan nya sedikit, melihat pada kedua tangan Leo yang kini sudah di borgol. Dua orang polisi kini memegangi lengan kanan dan kiri Leo secara paksa.

Aletta StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang