Part kali ini sedikit panjang ya guys!
Enjoy😉
÷÷÷
.
.
."Singa akan menyerang jika hidup nya terancam, berbeda dengan harimau yang akan menyerang kapan pun ia inginkan dengan tujuan mencari makan. Jika di ibarat kan, lo hanya lah harimau yang menyerang untuk memakan tidak menyerang untuk bertahan!"
"Yang arti nya, lo hanya ingin mendapat kepuasan bukan kebebasan!"
.
.
.Pagi ini cuaca sangat cerah dan bersahaja. Suara kicauan burung memenuhi telinga. Langit biru nan cerah serta udara segar membuat fikiran menjadi benar-benar rileks di pagi hari.
Jika pagi datang, maka satu persatu siswa/i juga akan berdatangan ke sekolah untuk memenuhi kewajiban nya sebagai pelajar. Kelas X IPA 4 saat ini baru di isi oleh beberapa murid salah satu nya Aletta. Entah ada angin baik apa, pagi ini Aletta berangkat dari rumah lebih awal dari biasa nya.
10 menit Aletta lewati dengan menscroll instagram, melihat-lihat video yang menurut Aletta menarik. Mengabaikan setiap siswa/i yang sedari tadi masuk dan keluar kelas. Hingga tiba saat dimana Aletta tak sengaja menoleh pada ambang pintu kelas. Di sana terlihat seorang gadis yang baru saja masuk kedalam kelas dengan keadaan menunduk.
Entah kenapa, mata Aletta tak bisa berhenti memperhatikan gerak-gerik gadis itu. Sampai di meja nya, Aletta bisa melihat sesuatu yang membuat jantung Aletta berdebar kencang.
Apa dia baru saja di pukuli? Kenapa ada lebab di bawah mata nya?
Di saat pertanyaan itu tersemat di benak Aletta, detik itu juga bel masuk di bunyikan. Guru mata pelajaran pertama mulai masuk dan memulai kelas nya, namun fikiran Aletta sudah terlanjut di ganggu dengan pertanyaan itu.
Aletta tidak tahu dengan diri nya saat ini, biasa nya Aletta tidak peduli dengan sekitar, namun lebab di bawah mata Dara berhasil membuat debaran kencang di jantung nya.
"ALETTA!" Teriakan itu berhasil menembuas lamunan Aletta. Seketika ia mendongak, menatap guru di depan sana.
Suasana kelas mendadak hening akibat teriakkan guru itu. Semua mata kini menatap Aletta dengan tatapan beragam.
"Apa yang kamu pikirkan hingga pagi-pagi sudah melamun?"
"Kalau sore mungkin saya maklumi, ini pagi-pagi sudah ngelamun aja" lanjut guru itu memarahi Aletta. Pasal nya Aletta tidak memperhatikan ia menerangkan perlajaran.
"Maaf" singkat Aletta sesopan dan setenang mungkin. Sebenar nya Aletta merasa jika diri nya tidak melakukan kesalahan hingga harus meminta maaf, hanya saja Aletta tidak ingin merusak hari nya dengan mengawali pagi ini dengan berdebat.
"Ya, kali ini saya maaf kan, lain kali jika saya melihat kamu melamun lagi di jam saya, maka siap-siap untuk meninggalkan kelas" ujar guru itu tak main-main.
"Baik lah, kita lanjut"
Aletta membenar kan duduk, berusaha untuk mengabaikan semua tatapan beragam dari sekitar nya.
👊
Suara berisik dari air yang menghantam dinding wastafel, kini memenuhi setiap sudut toilet. Aletta memutar kran wastafel untuk mematikan aliran air, lalu berniat pergi ke kantin setelah ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aletta Story
Teen FictionAletta V, gadis yang menyandang gelar 'Dewi Pencabut Nyawa'. Gelar itu sudah melekat pada diri nya semenjak ia menduduki bangku SMP. Tak seorang pun yang berani mendekat untuk menjadi teman Aletta. Sedangkan gadis pemilik tatapan dingin itu pun, jug...