[ 56 ] Tak Disangka-Sangka

286 24 2
                                    

Hello everyone💌

Wahhh nggak kerasa besok udah lebaran aja nihh🙌
Gimana puasa nya tahun ini, lancar nggak?
Semoga tahun depan, kita masih di beri umur yang panjang dan kesehatan oleh Allah sehingga bisa bertemu dengan bulan suci ini lagi ya. Amiin🤲

Jangan lupa share cerita ini keteman-teman nya🙏

Kalau ada typo tolong di tandain aja!

Enjoy😘

÷÷÷

.
.
.

"Hidup memang sebuah plot twist yang tidak bisa di tebak."

.
.
.

Bau karbol yang menjadi ciri khas dari tempat ini membuat hidung seorang gadis itu mulai terbiasa. Sudah 1 minggu dirinya di rawat inap di tempat ini. Dan sudah 1 minggu pula ia menghirup bau karbol yang sedikit menyengat.

Finally, akhirnya hari ini ia bisa pulang lagi ke tempat yang sebenarnya tidak bisa di sebut sebagai rumah, tapi hanya sebagai bangunan besar tanpa ada arti. Malam ini Aletta sudah di izinkan untuk pulang. Ia senang sekaligus tidak, bahagia rasa nya saat dirinya bisa bebas dari rumah sakit ini tapi ia tidak bahagia untuk pulang ke tempat itu lagi.

Bangunan yang mereka sebut sebagai rumah itu tidak berniat Aletta datangi kembali. Tapi lagi-lagi, Alea menjadi alasan kenapa Aletta harus kembali.

"Udah?." Suara dari seseorang memecah lamunan Aletta.

Gadis itu menggangguk kecil, sebelum akhirnya beranjak dari brankar. Kini 2 pasang kaki melangkah keluar dari ruang rawat inap melewati lorong rumah sakit dengan langkah santai, sesekali mereka mengobrol dan terkekeh.

Keyla membantu Aletta untuk berkemas-kemas. Sudah Aletta tolak, tapi gadis itu bersikeras mau membantu nya. Entah sejak kapan diri Aletta bersyukur memiliki sosok teman seperti Keyla. Keyla bukan hanya teman bagi Aletta, tapi keluarga yang selalu ada untuk dirinya. Aletta bersyukur memiliki Keyla di kisah nya.

"Key." Gadis yang tengah menunduk dengan ponsel nya berdehem kecil.

"Thanks udah mau bantuin gue sejauh ini."

Keyla menoleh detik itu juga. Menaikan satu Alis nya, menandakan jika dirinya tengah terheran-heran. Apa kepala Aletta terbentur saat menaiki mobil? Atau mungkin gadis itu belum benar-benar sembuh?. Keyla tidak pernah mengharapkan kalimat itu keluar dari Aletta. Sangat tidak cocok untuk seorang Aletta Victorya bukan.

"Lo kesambet apa sampe minta trimakasi gini?."

Aletta menggidikan bahu kecil, mengalihkan pandangan nya ke arah luar jendela mobil di samping kiri nya "ini kali pertama gue merasa beruntung punya seorang teman."

"Selama ini nggak ada yang benar-benar ada buat gue. Jadi gue bersyukur punya lo di kehidupan gue sekarang."

Boleh kah Keyla menangis dan memeluk Aletta? Ia begitu ingin mendekap manusia di samping nya ini dengan erat. Memberi setiap kehangat yang ada di dunia ini.

Tak bisa di pungkiri, jika Keyla kini telah meneteskan satu bulir air mata nya "gue juga bersyukur punya teman setangguh kayak lo."

Kurva lengkung di bibir Aletta terlukis sempurna dan Keyla baru pertama kali melihat gadis itu tersenyum secerah itu. Air mata Keyla semakin menjadi.

Aletta yang melihat tangis Keyla terkekeh pelan "kok nangis?."

"Boleh peluk nggak?." Keyla membuka lebar kedua tangan nya, siap untuk memeluk Aletta namun gelengan gadis itu membuat Keyla menghentikan niat nya.

Aletta StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang