[ 21 ] Malam Yang Dingin

586 57 11
                                    

Annyeong✋
Aaa maaf banget, ini harus nya aku up minggu kemaren, tapi karena akhir" ini aku lagi banyak pikiran jadi nya ga konsen buat ngetik🥺
Dari pada hasil nya ngaur klo aku paksain ngetik, maka nya aku undur aja up nya sampe pikiran aku benar" udh tenang🥺
Sekali lagi, aku minta maaf udh bikin kalian menunggu🥺

Ok, Sebelum lanjut baca, silahkan di share dulu cerita ini ke teman-teman kalian🙌

Klo ada typo, tolong di tandain aja:)

Enjoy😘

÷÷÷

.
.
.

"Kenyataan nya ialah masa sekarang mu ada karena masa lalu mu!"

.
.
.

Barusaja Arkan ingin merebahkan tubuh di atas kasur, tapi suara ponsel nya membuat ia harus mengurungkan niat. Tangan cowok itu meraih ponsel yang ada di nakas, lalu melihat siapa yang menelfon nya di tengah malam seperti ini.

Mata cowok itu sedikit menyipit ketika tahu bahwa nomor tak di kenal lah yang menelfon nya. Entah kenapa, nomor ini membawa firasat buruk pada Arkan. Dengan ragu cowok itu menempelkan ponsel ke telinga nya.

"Hallo"

"Selamat malam Arkan Keano Xavier"

Suara itu seketika merubah raut wajah Arkan menjadi serius.

"Ngapain lo nelfon gue" sarkar Arkan tanpa basa-basi.

"..."

Entah apa yang di ucapankan orang di seberang sana. Tetapi jika di lihat dari raut wajah Arkan, seperti nya terjadi masalah besar.

"Gue akan datang kesana! Sendiri." tidak menunggu lagi, Arkan langsung berlari keluar kamar sembari meraih jaket dan juga kunci motor nya.

👊

Seperti tengah menunggu kedatangan seseorang, Aletta duduk di kursi tunggu rumah sakit yang berada di luar kamar Rawat Inap Alea sembari melihat panjang kearah kanan. Ketika orang yang ia tunggu mulai terlihat dari ujung sana. Aletta langsung berdiri dari duduk nya.

"Maaf non, tadi ada sedikit masalah" seru Siti dengan wajah bersalah karena membuat anak majikan nya menunggu.

Aletta mengangguk sekilas lalu pergi dari hadapan Siti. Namun baru beberapa langkah, ucapan Siti membuat Aletta berhenti.

"Tadi Tuan menelfon, menanyakan keadaan rumah. Hari ini mungkin saya bisa mengatasinya, tapi kedepan nya..." Siti menggantung kan kalimat nya lalu melirik takut-takut pada punggung Aletta.

"...Apa kita tidak memberi tahu Tuan dan Nyonya saja, kalau non Alea masuk rumah sakit?" Tanya Siti menatap penuh harap pada Aletta.

Tanpa berbalik, Aletta mengangkat suara melihat dingin kedepan "keputusan saya tidak akan pernah berubah!."

Setelah nya, Aletta kembali melanjutkan langkah pergi dari sana. Siti hanya bisa menatap sendu kepergian Aletta. Ia hanya merasa jika ini semua akan membawa masalah baru di rumah.

Motor Arkan melaju dengan kecepatan di atas rata-rata. Membelah jalanan kota yang terlihat sangat sepi. Motor Arkan tampak berbelok, masuk kedalam pekarangan luas yang terdapat sebuah gedung usang di sana.

Cowok itu menghentikan motor, lalu membuka helm nya. Detak jantung Arkan sedari tadi tidak dapat ia kendalikan, dalam keadaan harap-harap cemas cowok itu turun dari motor nya, tidak lupa Arkan mencabut kunci motor lalu berjalan cepat kedalam sana.

Aletta StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang