Hello everybody
Akhirnya muncul lagi setelah sekian lama ngilang. Maaf ya udah bikin kalian nunggu terus-terusan🙏
Bukan tanpa sebab, jadi tolong maklumi ya kalo aku suka ngaret up part baru, udah kelas 12 maka nya lebih intens belajar😅
Kalian juga, sekolah yang rajin, biar bisa capai cita-cita...Sebelum baca jangan lupa share ke teman-teman nya:)
Baca nya pelan-pelan aja, kalo perlu ulang lagi baca part sebelum ini, biar lebih paham konflik.
Kalo ada typo tolong di tandai aja🙏
Enjoy😘
÷÷÷
.
.
."Bertahan dalam lingkaran penyesalan seperti membenamkan diri di dalam lautan. Rasanya menyesakkan."
.
.
.Drrrttt
"Hallo."
Hening.
Sesaat sebelum orang itu kembali mengangkat suara nya.
"Kirimkan uang belasungkawa kepada keluarga nya."
Tut.
Ponsel yang tadi menempel di telinga nya kini ia letakkan kembali di tempat semula. Orang itu bersandar sesekali memijat pangkal hidung nya. Sesuatu yang besar akan segera terjadi setelah ini.
👊
"Aletta!." Lengan gadis itu di tahan yang membuat dirinya mau tidak mau harus berhenti melangkah.
Aletta berbalik, menatap tak suka orang yang mencekal lengan nya. Tak lama setelah itu Zyan, Daniel dan Keyla menyusul Arkan di belakang.
"Lo mau ngapain?." Tanya Arkan curiga. Ia sudah mencium hal gila apa yang akan gadis ini lakukan ketika melihat raut wajah serius Aletta.
Dengan kasar Aletta menepis tangan Arkan dari lengan nya "menghukum seorang pembunuh."
Koridor kini tengah sepi, tak ada seorang pun yang lalu-lalang hingga benar-benar mereka berlima saja yang ada di sini.
Arkan membulatkan mata "gila lo! Dia bokap lo."
"Trus kalo dia bokap gue, dia berhak ngebunuh orang?!."
"Bukan gitu. Lo nggak mungkin mukulin orangtua lo."
Aletta maju selangkah lebih dekat "nggak cuman kekerasan cara buat ngehukum orang!" Jari telunjuk Aletta terangkat menunjuk sengit pada Arkan "dan lo jangan coba-coba ikut campur! Ini urusan gue."
Setelah memperingati Arkan, Aletta kembali berbalik berniat melanjutkan langkah yang sebelum nya sempat terhenti. Namun, lagi-lagi Arkan menghentikan nya.
"Lo nggak bisa pergi dalam keadaan marah gini!."
"TRUS MAU LO GUE NGAPAIN? GUE DIAM? DISAAT BOKAP GUE MEMBUNUH SESEORANG. ITU MAU LO?."
Mereka semua membeku. Tidak pernah sekalipun mereka mendengar Aletta berteriak. Gadis itu selalu tenang di situasi apa pun. Tapi untuk kali ini, Aletta seperti nya benar-benar di batas kesabaran nya.
"Bukan gitu."
"Trus apa?." Aletta mengusap kuat wajah nya, suara nya memelan "gue bukan lo yang sanggup hidup dalam penyesalan."
Arkan menegang.
"Lo mungkin bisa diam, Ar. Di saat Kia meninggal, lo mungkin bisa melanjutkan hidup dalam penyesalan itu. Tapi gue nggak bisa kayak lo, Ar. Gue nggak bisa berpura-pura nggak tahu, menutup mata dan telinga, gue nggak bisa Ar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aletta Story
Fiksi RemajaAletta V, gadis yang menyandang gelar 'Dewi Pencabut Nyawa'. Gelar itu sudah melekat pada diri nya semenjak ia menduduki bangku SMP. Tak seorang pun yang berani mendekat untuk menjadi teman Aletta. Sedangkan gadis pemilik tatapan dingin itu pun, jug...